16 September 2014

Kisah no. 78

Yesus berkuasa untuk menyembuhkan (Markus 5:21-43)

Yairus adalah kepala rumah ibadat di Kapernaum. Beberapa kali Yesus mengajar di sana. Yairus mendengar sendiri pengajaran Yesus yang berkuasa, juga melihat langsung tanda-tanda ajaib yang terjadi. Hari itu, terlihat sekali dia sangat tergesa-gesa mendatangi Yesus yang baru tiba di Kapernaum. Anak perempuannya sedang sakit bahkan sekarat. Dia berharap Yesus mau menyembuhkan anaknya. "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup," mohonnya kepada Yesus. Tanpa banyak bicara Yesus mengikuti Yairus pulang ke rumahnya. Sementara mereka dalam perjalanan, Markus menuliskan kisah lain tentang seorang perempuan yang berusaha mendekati Yesus. Siapakah perempuan tersebut?
Perempuan itu sudah berumur lanjut dengan tubuh yang terlihat lemah. Sudah 12 tahun dia mengidap sakit pendarahan, kemungkinan besar yang sedang dideritanya adalah pendarahan menstruasi yang tidak habis-habis (a vaginal hemorrhage). Sudah dicobanya berobat kepada banyak tabib sampai harta yang dia punya habis untuk pengobatan itu, tetap saja tak kunjung sembuh penyakitnya. Justru sekarang kondisinya bertambah buruk. Saat itu seorang perempuan yang sakit pendarahan tidak hanya menanggung rasa sakit tapi juga rasa malu. Menurut hukum Taurat (baca Imamat 15:25-30) seorang perempuan yang sakit pendarahan diberi label najis. Bahkan setiap orang atau barang tersentuh dia menjadi najis. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang. Ya, dari belakang. Tidak mungkin dia menghadap Yesus dan menceritakan penyakitnya seperti Yairus menceritakan sakit anaknya. Tapi mungkin ini adaah harapan terakhirnya. Dia ingat bahwa orang-orang sakti seperti Yesus tidak hanya tangan atau perkataannya yang berkuasa, tapi benda-benda yang dia punya dan pakai juga memiliki kuasa. "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh," pikirnya dalam hati. Tidak mudah mendekati Yesus di tengah kerumunan orang banyak itu. Berkali-kali dia coba, justru dia terdorong jatuh. Saat jatuh itulah dia melihat kesempatan. Diulurkan tangannya cepat-cepat ke arah ujung bawah jubah Yesus. Berhasil. Sembuh?
Perempuan itu merasakan kehangatan di daerah perut bawahnya. Rasa sakitnya hilang. Dia sadar dia sembuh. Tiba-tiba rombongan itu berhenti. Yesus yang berdiri paling depan berhenti dan bertanya kepada murid-murid-Nya, “Siapa yang menjamah jubah-Ku?". Murid-murid-Nya bingung. Ada banyak orang di sekitar mereka, dan Yesus mencari seseorang yang mungkin tidak sengaja menyentuh Dia. Yesus tidak menghiraukan mereka, Ia menoleh dan mencari. Bukankah Dia adalah Tuhan yang tahu segala sesuatu. Yesus bisa merasakan kuasa yang keluar dari-Nya.. Di saat itulah perempuan yang sudah sembuh itu muncul perlahan di hadapa Yesus. Dengan terbata-bata dan sambil menunduk diceritakanlah apa yang sudah terjadi. Yesus menghampirinya. Di angkatnya wajah perempuan itu. "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!". Rupanya inilah alasan Yesus sengaja berhenti dan mencari perempuan itu. Yesus ingin memastikan kepada perempuan itu bahwa bukan jubahnya yang berkuasa tapi Yesus sendirilah tabib yang agung, dokter yang ajaib. Dia adalah Tuhan yang berkuasa untuk menyembuhkan. Selanjutnya Yesus juga ingin menyatakan kepada orang banyak, iman yang dimiliki perempuan itu. Iman itu memperkenan dan menyenangkan hati-Nya.
Sementara Yesus sedang berbicara, datanglah utusan dari rumah Yairus. Kata mereka kepada Yairus, "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?". Lemas tubuh Yairus. Yesus memegang pundaknya dan berkata, “Jangan takut, percaya saja!". Jika tadi Yesus menemukan iman dalam diri perempuan yang sembuh dari sakit pendarahan, sekarang Dia membangun iman Yairus. Ini adalah sifat Allah. Dia suka menganugerahkan iman yang diperlukan sesuai dengan kehendak-Nya. Lalu Yesus mengajak rombongan bergegas ke rumah Yairus. Sesampainya di sana, rumah penuh sesak. Seperti kebiasan waktu itu, jika ada orang meninggal maka ada beberapa orang yang ditugaskan untuk menjadi kelompok peratap. Tugas mereka menangis keras-keras dengan memakai baju berkabung. Yesus berkata kepada mereka, "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!". Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu.
Yesus meminta Yairus menunjukkan di mana anaknya berada. Segeralah Yesus masuk dengan ditemani 3 murid-Nya, Petrus, Yakobus dan Yohanes. Di lain waktu, ketiga murid-Nya ini sering mendapat kesempatan istimewa melihat pekerjaan Yesus secara langsung. Oleh sebab itu, Markus dapat menuliskan kisah ini, karena dia mendengarkan langsung dari gurunya, Petrus.
Dalam kamar terbaring anak perempuan Yairus yang terbaring kaku. Istri Yairus terus memegang erat tangan yang sudah dingin karena tak kuasa melepas kepergian anaknya untuk selamanya. Dengan tenang Yesus menghampiri anak perempuan itu. Tangan anak itu dipegang-Nya, lalu keluarlah perkataan dalam bahasa Aram (bahasa percakapan pada waktu itu) dari mulut Yesus, “Talita kum!”. Arti dari perkataan itu adalah, “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!". Mata yang tertutup itu terbuka perlahan. Anak perempuan Yairus hidup kembali. Orang tuanya terbelalak tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Yesus menyadarkan mereka dan menyuruh mereka memberi makan anak itu. Perkataan Yesus “Talita kum” tidak diterjemahkan dalam bahasa Yunani. Sepertinya pada jaman orang Kristen mula-mula, perkataan itu menjadi kata kenangan tentang Yesus yang telah menaklukan maut. Yesus yang akhirnya juga bangkit dari kematian. Jika maut musuh terbesar manusia dikalahkan-Nya, adakah yang tidak bisa Dia kerjakan?
Terakhir Yesus berpesan agar mereka merahasikan peristiwa itu. Tidak jelas alasannya, tapi sepertinya Yesus sengaja menyatakan pekerjaannya kepada orang-orang khusus dan terbatas. Coba baca saja Kisah Para Rasul 10:41. Berbahagialah mereka yang diberi kesempatan mengetahui pekerjaan Yesus yang dirahasiakan dari kebanyakan orang.

Sumber:
1.       Alkitab, LAI.
2.       Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 78.
3.       Sejarah Kerajaan Allah 2. 

No comments:

Post a Comment