02 September 2014

Kisah no. 76

Dosamu diampuni (Markus 2:1-12)


Perikop ini mengusahkan sebuah peristiwa saat Yesus sedang ada di Kapernaum setelah beberapa hari berkeliling melayani di daerah Galilea. Kemungkinan besar Dia tinggal di rumah Maria, ibunya, yang pindah ke kota itu.  Menariknya, keberadaan Yesus itu terdengar oleh penduduk kota itu. Mereka masih ingat tanda-tanda ajaib yang dilakukan Yesus di kota mereka. Ditambah lagi kabar pelayanan Yesus selama berkeliling Galilea juga sudah mereka dengar. Rasa penasaran untuk bertemu Yesus membuat orang banyak itu berbondong-bondong mendatangi rumah di mana Yesus tinggal. Mereka ingin mendengar ajaran Yesus dan melihat apa yang bisa dikerjakan-Nya. Bahkan tampak di antara mereka beberapa ahli taurat yang penasaran dengan kabar heboh tentang Yesus.
Di antara kerumunan orang banyak itu, terlihat 4 orang yang sedang menggotong tilam dengan seorang yang lumpuh terbaring di atasnya. Mereka berusaha mencari jalan mendekati Yesus. Usaha mereka terhalangi dengan kerumunan orang banyak. Mereka memutuskan untuk menaiki tangga ke atas atap rumah. Atap rumah di Israel terbuat dari susunan papan, anyaman jerami dan tanah liat yang padat. Sampai di atas, keempat orang itu mulai membingkar atap selapis demi selapis. Tentu peristiwa itu sangat mengejutkan orang-orang yang ada di dalam rumah. Atap di atas mereka terbuka. Lalu mereka melihat ada tilam yang diturunkan dan diletakan perlahan di hadapan Yesus.
Akhirnya, orang lumpuh itu berhasil diturunkan dan sekarang terbaring di hadapan Yesus. Dia berusaha duduk tapi tidak berani memandang wajah Yesus. Dia tertunduk dan diam tanpa suara. Dia mau dibawa saudara-saudaranya untuk menemui Yesus karena dia mendengar bahwa Yesus bukanlah guru biasa. Dia mendengar bagaimana Yesus bisa menyembuhkan sakit penyakit. Namun di saat yang sama dia juga sadar bahwa sakit penyakit yang dia derita pastilah sebuah hukuman dari Allah karena dosa-dosa yang dia lakukan. Hatinya gentar berhadapan dengan Yesus yang pastilah seorang yang suci. Dan orang suci tidak akan memperhatikan orang berdosa. Jangan-jangan justru hukuman berat yang akan ditambahkan dalam hidupnya. Kalau tidak dipaksa saudara-saudarnya, sebenarnya di memilih untuk tinggal di rumah. Namun, perasaan itu bercampur dengan perasaan lain. Perasaan aneh. Berada dekat dengan Yesus seperti itu membuatnya bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang spesial dalam diri Yesus. Dengan memberanikan diri diangkatnya wajahnya memandang Yesus. Benar. Tidak ada penolakan di wajah itu.
Sementara itu wajah saudara-saudaranya di atas menunjukkan perasaan lain. Raut muka mereka menunjukkan kepercayaan mereka bahwa Yesus pasti sanggup menolong saudara mereka  yang lumpuh. Yesus menatap mereka dan bisa melihat jauh ke dalam hati mereka. Yesus menemukan iman percaya. Namun, Yesus juga tahu apa yang dirasakan si lumpuh di depan-Nya. Ketika orang lumpuh itu mengangkat kepalanya memandang  Dia, saat itulah keluar perkataan yang mengejutkan tidak hanya bagi si lumpuh, tapi semua yang hadir di ruangan itu.
“Hai anakku, dosamu sudah diampuni!”, kata Yesus dengan tegas kepada si lumpuh. Mendengar itu hancur hati orang lumpuh itu. Yesus tau apa yang dia rasakan. Dia manusia berdosa, tapi hari itu pengampunan itu dinyatakan kepada dia. Entah bagaimana dia bisa begitu yakin saat Yesus mengucapkannya, dosanya sudah diselesaikan, hidupnya disucikan. Berbeda dengan dia, ahli taurat yang duduk di dalam rumah, terheran-heran dengan perkataan Yesus. “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?”, pikir mereka dalam hati.
Yesus mengetahui apa yang dipikirkan ahli taurat itu, bertanyalah Dia, “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada oran lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah?”. “Keduanya tidak mudah dan tidak mungkin, hanya Allah yang bisa mengerjakannya”, pikir ahli taurat. “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa”. Yesus menunjukkan Dia bisa dan berhak mengampuni dosa. Dia menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia, status yang lebih sering Dia sebutkan dibanding status-Nya sebagai Anak Allah. Keduanya adalah status Yesus. Dia adalah Anak Allah karena Yesus seratus persen Allah, namun Dia juga Anak Manusia karena seratus persen Dia juga manusia. Sebuah misteri yang sulit dipahami, tapi itulah Allah, itulah Yesus, pribadi yang tidak bisa dibatasi oleh pemikiran manusia.  Dia lebih sering menyatakan diri-Nya sebagai Anak Manusia, karena Dia ingin ajaran dan kehidupan-Nya dapat diterima dan dimengerti dengan mudah. Yesus sangat halus dalam pendekatan pelayanan-Nya. Status Anak Manusia yang Dia nyatakan juga bukan status sebagai manusia biasa, namun secara tidak langsung Yesus menghubungkan status itu dengan nubuatan Daniel 7:13-14. Nubuatan tentang seorang yang akan diberi kekuasaan, kemuliaaan dan kerajaan. Seorang Mesias. Dan Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan itu. Dia Raja yang berhak memberikan pengampunan dosa, tidak berhenti di situ, yang Dia lakukan kemudian juga menunjukkan kuasa-Nya yang besar.
Berkatalah Yesus kepada si lumpuh, “Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”. Keajaiban pun terjadi lagi. Tubuh yang sudah mati layu itu sontak mendapatkan energi yang baru. Semua bagian tubuh yang tidak berfungsi bertahun-tahun lamanya, berangsur-angsur menjadi segar kembali. Dia gerakan kakinya, kakinya bergerak. Dia mulai angkat tubuhnya perlahan, tanpa bantuan lagi tubuhnya berdiri tegak di hadapan Sang Penyembuh Ajaib. Dia pulih seutuhnya, seolah tidak pernah mengidap kelumpuhan sebelumnya. Disembahnya Yesus, diucapkannya syukur, seraya minta ijin pulang untuk bercerita kepada keluarganya di rumah. Tidak menutup kemungkinan si lumpuh yang sembuh itu kemudian mengajak semua keluarganya mencari mengikut Yesus.
Melihat mujizat yang terjadi, orang banyak menjadi takjub. Mereka memuliakan Allah. Sebuah kalimat meluncur dari mulut mereka, “Yang begini belum pernah kita lihat”. Dalam hati mereka mulai tumbuh kepercayaan bahwa Yesuslah mesias yang dijanjikan itu. Allah telah memberikan kuasa-Nya dalam diri Yesus. Markus dan murid-murid yang lain juga semakin diyakinkan akan kemesiasan Yesus. Bagaimana dengan ahli taurat? Mereka bingung. Apa yang mereka lihat tidak terbantahkan membuktikan Yesuslah mesias yang sering mereka baca di kitab-kitab. Namun…

Sumber:
1.       Alkitab, LAI.
2.       Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 76.
3.       http://www.desiringgod.org/interviews/why-is-jesus-called-son-of-man
4.       Sejarah Kerajaan Allah 2. 

No comments:

Post a Comment