28 August 2014

Kisah no. 75

Yesus Menyembuhkan Sakit Penyakit (Matius 8:1-17)
Dalam perikop ini Matius menuliskan 3 kejadian bagaimana Yesus menyembuhkan orang dari sakit penyakit di Kapernaum, kota kecil di tepi danau Galilea. Mereka adalah satu orang yang sakit kusta, anak seorang perwira yang sakit lumpuh dan ibu mertua Simon yang sakit demam. . Catatan Matius tentang kejadian-kejadian tersebut sebenarnya kurang tepat secara urutan waktunya. Jika kita bandingkan dengan Injil yang lain seharusnya urutannya adalah Yesus menyembuhkan ibu Petrus terlebih dahulu. Kata ‘setibanya di rumah Petrus’ di ayat 14 seharusnya didahului kejadian Yesus mengusir setan di rumah ibadat (Markus 1:21-39). Beberapa waktu kemudian barulah Yesus menyembuhkan orang sakit kusta yang ditemui-Nya dalam perjalan mengelilingi Galilea. Baru yang terakhir, Yesus menyembuhkan anak seorang perwira yang mendatangi Yesus. Memang matius tidak berusaha menuliskan kejadian-kejadian itu secara berurutan. Dia punya tujuan lain waktu menulis kitabnya.
Kitab Matius ini ditulisnya ditujukan kepada orang-orang Yahudi. Dia sendiri adalah orang Yahudi yang terdidik dan paham akan kitab-kitab Yahudi. Melalui suratnya, Matius ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah penggenapan janji Allah seperti yang ditulis nabi-nabi yang terdahulu. Oleh sebab itu di sepanjang kitabnya, Matius sering mengutip ayat-ayat perjanjian lama dan menjelaskan bahwa penggenapannya terjadi dalam diri Yesus. Ketika Matius menuliskan ketiga kejadian di pasal 8 ini, ada satu tujuan yang ada dibenaknya yaitu bagaimana meyakinkan pembaca tulisannya bahwa gurunya, Yesus adalah hamba Tuhan yang dinubuatkan nabi Yesaya. Yesus sanggup memikul kelemahan dan menanggung penyakit manusia (Yes 53:4). Segeralah ia mengumpulkan kisah bagaimana Yesus menyembuhkan orang-orang dari sakit penyakit dan menceritakan ulang menjadi satu rangkaian kisah yang sekarang kita baca di pasal yang ke-8 ini. Bahkan dia tidak banyak menuliskan kejadian-kejadiannya dengan detail, hanya berupa cerita berisi ada orang sakit dan jenis penyakitnya, Yesus menyembuhkan dan mereka sembuh. Singkat tapi tegas menunjukkan bahwa Yesus berkuasa atas segala kelemahan tubuh dan sakit penyakit.
Sekarang coba kita memperhatikan 3 peristiwa yang dituliskan Matius yang coba disusun dengan perkiraan urutan waktu yang sebenarnya.
1.       Demam disembuhkan.

Peristiwa ini terjadi waktu Yesus mampir untuk beristrahat di rumah Simon (kemudian diganti namanya menjadi Petrus). Dia melihat ibu mertua Petrus sedang terbaring menggigil karena demam yang sangat tinggi. Yesus menghampiri perempuan itu dan memegang tangannya. Ajaib! Wajah yang begitu pucat berubah menjadi segar, tubuhnya tidak lagi bergetar. Sang ibu berkata, “Aku sembuh”. Segera sadarlah dia laki-laki yang berdiri di hadapannya bukan manusia biasa. Diketahuinya kemudian dari cerita Petrus, bahwa laki-laki itu adalah Juruselamat manusia yang sudah dijanjikan ratusan tahun yang lampau.

2.       Kusta disembuhkan.

Beberapa waktu setelah itu, seorang yang sedang sakit kusta mendatangi Yesus minta disembuhkan.  Menurut penelitian modern sakit kusta termasuk jenis penyakit syaraf yang sulit sembuh disebabkan oleh bakteri. Gejalanya dimulai dari permukan kulit dan kemudian menjalar keseluruh bagian tubuh. Penyakit ini juga disertai hilangnya rasa sakit dari diri penderita. Sehingga ketika penderita mengalami luka kadang tidak sadar. Ini menyebabkan rusaknya bagian-bagian kulit dan tubuh penderita. Matius juga pernah menceritakan seorang mati sebelah tangannya (Mat 12:10-13) yang kemungkinan besar adalah penyakit kusta yang disertai hilangnya rasa sakit. Penyakit kusta sendiri sudah dilaporkan keberadaannya menyerang manusia khususnya di daerah tempat tinggal bangsa Israel. Kitab Perjanian Lama menyebutkan tentang penyakit kusta sebanyak 55 kali sementara di Perjanjian Baru sebanyak 13 kali. Memang konotasi dari cerita-cerita itu sepertinya merujuk kusta pada penyakit kulit, tapi sebenarnya juga mengindikasikan penyakit syaraf sesuai penelitian kesehatan modern. Sehingga bisa dikatakan kondisi orang kusta itu sudah parah dan tidak ada harapan.
Anehnya bukannya datang dengan nada putus asa, justru dia datang dengan permintaan yang penuh dengan keyakinan, “Tuan, sembuhkan aku. Kalau Engkau mau, pasti aku menjadi tahir dari sakit kustaku”. Mungkin keyakinan itu timbul karena sebelumnya dia telah mendengar tanda-tanda ajaib yang dilakukan Yesus. Inilah waktunya dia sendiri untuk membuktikan kebenaran cerita yang dia dengar. Tiba-tiba, Yesus melakukan sesuatu yang tidak lazim. Dia mendekati orang itu, lalu memegangnya. Memegang orang kusta tidak diijinkan karena penyakit itu menular dan kusta juga dianggap sebagai hukuman dari Allah. Memang jika kita telusuri penggambaran penulis Perjanjian Baru akan terlihat cara pandang baru akan penyakit kusta. Mereka menunjukkan keinginan Allah yang menyembuhkan orang yang sakit kusta. Yesus berulang kali diceritakan berbelas kasihan, menjamah dan menyembuhkan orang sakit kusta.
 Yang terjadi kemudian bukannya Yesus yang tertular. Saat Yesus berkata, “Aku mau, jadilah engkau tahir (bersih)”, mujizat terjadi. Tubuh yang semula penuh dengan tanda-tanda kusta menjadi pulih. Orang itu sembuh dari kustanya. Yesus menunjukkan kuasa-Nya. Dia perintahkan sakit kusta pergi dari tubuh orang itu. Dia juga perintahkan agar orang itu tidak menceritakan kesembuhan itu kepada banyak orang melainkan datang kepada imam untuk dipastikan dan dipulihkan keadaannya sesuai aturan dalam hukum Yahudi (Imamat 14).

3.       Lumpuh disembuhkan.

Matius juga melaporkan peristiwa lain tentang mujizat kesembuhan yang dilakukan Yesus. Kejadian itu terjadi pada waktu Yesus ada di Kana, tempat Dia melakukan tanda yang pertama. Hari itu. Dia kedatangan tamu yang istimewa. Seorang perwira Romawi yang menjaga keamanan kota Kapernaum (waktu itu Israel dijajah Romawi). Rupanya sang perwira ini mendengar perkara-perkara ajaib yang Yesus lakukan. Dia memiliki anak buah yang sakit lumpuh. Dia sendiri adalah contoh pemimpin yang begitu memperhatikan anak buahnya. Dia ingin anak buahnya itu sembuh dan dia dengar cerita-cerita tentang pekerjaan Yesus menyembuhkan orang sakit. Dia meminta Yesus untuk menyembuhkan anak buahnya itu. “Tolong sembuhkan. Dia terbaring tidak berdaya di rumahku. Dia sangat menderita”, pinta sang perwira. Sekali lagi jatuh belas kasihan Yesus pada orang-orang yang menderita, sekaligus rasa hormat kepada perwira yang peduli kepada anak buahnya. “Baik, aku akan datang ke rumahmu untuk menyembuhkannya”, jawab Yesus.
Perwira itu senang atas respon Yesus, namun dia mencegah Yesus untuk datang ke rumahnya. Karena dia tahu dalam budaya Yahudi tidak layak seorang guru seperti Yesus datang ke rumah bangsa kafir (bangsa yang tidak menyembah Allah bangsa Yahudi). Dia tidak ingin mencemari reputasi Yesus dengan datang ke rumahnya. Dia pun berkata, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."
Perkataan itu membuat Yesus terheran-heran. Keyakinan yang luar biasa dimiliki perwira itu. Sepertinya dia sangat percaya Yesus benar-benar berkuasa. Ia yakin Yesus bisa menyembuhkan anak buahnya dengan cara apapun, bahkan hanya dengan memperkatakan kesembuhan di tempat yang terpisah sekalipun, maka hambanya akan sembuh. Ia sedang menyamakan  Yesus seperti perwira tinggi yang tinggal memberikan perintah untuk menolong anak buahnya. Dia tidak sadar bahwa perkataannya itu memiliki kebenaran rohani. Yesus memang penguasa tertinggi dari sebuah kerajaan yang tidak terlihat, Kerajaan Sorga. Perkataan-Nya sangat berkuasa memerintah apapun.
Dan benar, perkataan yang berkuasa itu meluncur keluar dari mulut Yesus, “Pulanglah dan jadilah seperti yang engkau percaya”. Bergegas sang perwira pulang ke rumah dengan rombongannya. Sesampainya di rumah terkejutlah mereka, orang yang menyambut kedatangan mereka adalah hambanya yang sebelumnya tergolek lemah karena lumpuh. Hambanya sembuh tepat ketika Yesus memperkatakan kesembuhan.
Ketiga kisah yang diceritakan  Matius di atas diakhiri dengan efek dari kuasa yang ditunjukkan Yesus. Ayat 16 mencatat bahwa menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Tepatlah yang pernah dikatakan nabi Yesaya, akan datang Juruselamat manusia yang akan memikul kelemahan dan menanggung penyakit manusia. Yesuslah Juruselamat itu.  
Sumber:
1.       Alkitab, LAI.
2.       Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 75.
4.       Sejarah Kerajaan Allah 2.







No comments:

Post a Comment