Perenungan:
- Di Eden, Adam dan Hawa telah berdosa menolak Allah. Apa yang terjadi kemudian?
- Seperti biasa, di hari sejuk, Allah berjalan-jalan di Eden untuk bercengkerama dengan manusia ciptaan-Nya. Tapi, dimana gerangan Adam dan istrinya? Mereka takut bertemu Allah. Mereka bersembunyi. Kelak, ini menjadi sebuah pelarian bodoh yang selalu dicoba manusia setiap kali mereka berbuat dosa. Namun, tentu saja tidak ada tempat bersembunyi dari Allah. “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Di dalam hatinya Adam dan Hawa sadar bahwa hubungannya dengan Allah telah putus. Perasaan tidak layak untuk bertemu dengan Allah yang kudus muncul kuat sekali menguasai mereka.
- Memang benar, Allah yang kudus membenci dosa. Allah tidak tinggal diam atas penolakan manusia. Allah pun menjatuhkan hukuman. Seperti yang pernah Dia firmankan, saat Adam memakan buah yang dilarang-Nya, saat itu juga manusia akan mati. Iblis berkata Allah bohong. Tapi Allah bukan pembohong. Persis yang dikatakan-Nya, setelah makan buah itu Adam dan Hawa mati. Apa maksudnya dengan mati?
- Allah adalah Allah yang hidup. Selain menunjukkan keberadaan-Nya, itu juga menunjukkan bahwa Allah menjadi sumber hidup. Semua yang hidup bergantung kepada-Nya. Bagi manusia, hidup adalah persekutuan dengan Allah. Dan dalam persekutuan itu, mereka menaati segala perintah Allah dalam hubungan kasih sehingga mereka mencerminkan kemuliaan Allah seperti gambar menyatakan yang digambarnya. Hidup dalam persekutuan seperti itu terus menerus dan selama-lamanya disebut sebagai hidup yang kekal. Namun, sayangnya manusia memilih untuk menolak Allah sebagai sumber hidupnya. Ia tidak mengasihi-Nya dan mengabaikan perintah-Nya. Manusia mati. Mati dalam arti keterpisahan manusia dengan Allah karena tidak ada hubungan kasih lagi. P
- Puncaknya adalah kematian kekal atau maut (1 Korintus 15:26; Wahyu 20:14). Keterpisahan dengan Allah untuk selama-lamanya. Tepatlah Paulus menulis dalam Roma 6:23, “Upah dosa adalah maut”. Keterpisahan dengan Allah, sumber hidup dan sumber kebahagiaan, membuat manusia dipenuhi ketakutan dalam hidupnya. Kerusakan itu juga membuat Adam dan Hawa saling menyalahkan, hubungan di antara mereka juga rusak. Bumi juga menjadi rusak sehingga segala kerja manusia penuh dengan susah payah. Iblis dibiarkan menjadi musuh abadi dalam hidup manusia. Begitu mengerikan upah dosa yang harus diterima manusia.
- Di Eden, manusia mendapat upah dari pilihannya. Namun, di saat yang sama, janji Allah juga dinyatakan. Pada waktu Allah menghukum iblis dalam rupa ular, Dia berkata, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Perkataan itu mengandung janji kedatangan Yesus. Iblis dan keturunannya (orang yang mengikut Dia) akan terus memusuhi dan membuat manusia hidup dalam dosa. Tapi karunia Allah telah disabdakan, Juruselamat akan diutus untuk mengalahkan iblis dan membebaskan manusia dari perbudakan dosa. Akan datang sang pembebas yang akan membawa manusia dari kematian kekal menuju kepada hidup yang kekal.
- Bapa gereja di abad kedua bernama Irenaeus menyebut janji di Kejadian 3:15 itu sebagai protoevangelium, perkataan Allah yang menuntun kepada berita sukacita (evangelium) tentang kedatangan Yesus. Yohanes 3:16 menuliskan penggenapannya. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Penerapan:
- Bagaimana Anda menjelaskan arti hidup kekal di dalam Yohanes 3:16 tersebut? Kapan itu dimulainya?
- Bagaimana pandangan Anda jika ada seseorang berkata bahwa Allah adalah kasih dan tidak mungkin Dia menghukum manusia?
No comments:
Post a Comment