- Allah yang istimewa itu telah menciptakan dunia untuk menunjukkan betapa mulianya diri-Nya (Kejadian 1:1-25; Mazmur 19:1-6). Dalam Roma 1:20, Paulus menulis karya cipta Allah itu dengan memakai kata Yunani ‘poiema’ yang menjadi akar kata poem (puisi) dalam bahasa Inggris. Karya cipta Allah adalah sebuah mahakarya seni yang sangat indah dan menjadi cerminan dari keindahan dan kemuliaan sang Pencipta. Lalu dibuatlah manusia sebagai mahkota ciptaan-Nya dan manusia pun ada untuk hidup menikmati dan memberitakan kemuliaan Allah (Kejadian 1:26-27; 2:7-15, 18-25; Mazmur 16). Allah adalah sumber penyembahan dan kebahagiaan manusia, inilah rancangan utamanya.
- Tapi sayangnya jika kita membaca Kejadian 3:1-7, kita akan mendapati manusia pertama (Adam dan Hawa) telah berdosa. Entah apa yang terlintas di benak mereka sehingga mereka menerima bujukan iblis. Dimulai saat ular menimbulkan keraguan dengan berkata “Tentulah Allah berfirman semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”. Lalu ditimbulkannya ketidakpercayaan (firman Allah bohong), “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka…”. Yang terakhir, ular menimbulkan keinginan. “dan kamu akan menjadi seperti Allah”, rayu ular. Buah pohon yang semula tidak menimbulkan pikiran apa-apa itu, karena dipandang sebagai jalan untuk “menjadi seperti Allah”, maka buah itu menjadi menarik dan sedap kelihatannya. Si pendusta itu menawarkan ide bahwa untuk benar-benar bahagia, mereka sendirilah yang harus jadi allah. Dan demi menjadi seperti Allah, mereka berani melanggar perintah Allah untuk tidak makan buah pengetahuan baik dan jahat. Allah telah ditolak sebagai pusat hidup mereka. Allah telah ditolak untuk menjadi sumber kebahagiaan mereka. Sungguh menyedihkan bagaimana mungkin Allah yang begitu istimewa ditolak oleh ciptaan-Nya sendiri.
- Paulus menjelaskan kondisi ini secara gamblang dalam Roma 1:21-32. Dia menjelaskannya sebagai kondisi dimana manusia yang telah mengenal Allah melalui penyataan-Nya dalam karya penciptaan tapi tidak hidup MEMULIAKAN Allah sebagai sang pencipta. Manusia juga tidak mengucap syukur telah dibuat menjadi mahkota ciptaan dan diberi hak untuk menikmati keistimewaan-Nya. Alih-alih menjadikan KEMULIAAN ALLAH sebagai pusat hidupnya, manusia mencari bentuk-bentuk lain yang dijadikannya sebagai pusat kehidupan. Inilah penyembahan berhala. Penyembahan kepada allah palsu. Penyembahan kepada segala sesuatu yang bukan Allah (ay.21-23). Inilah dosa. Inilah masalah paling dasar dalam kehidupan manusia. Inilah kebodohan terbesar manusia, menukar yang tidak fana dengan sesuatu yang fana sebagai sumber kebahagiaannya.
- Akibat dari penolakan akan Allah ini membawa manusia jatuh dalam kondisi yang mengerikan. Allah menyerahkan (membiarkan) manusia mendapat konsekuensi dari pilihan yang dianggapnya menyenangkan. Manusia hidup dalam keinginan hati yang cemar dan hawa nafsu yang memalukan. Dan itu berujung pada perilaku dosa seksual (ay.24-27). Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas, seperti tercantum dalam daftar 21 dosa yang Paulus tulis (ay.28-31). Manusia telah kehilangan pikiran-pikiran yang mulia. Dosa seperti pasir hisap yang membuat manusia semakin tenggelam dalam ketidakmuliaan. Contohnya, mula-mula benih dosa kebencian muncul dalam bentuk sikap Adam menyalahkan Hawa, lalu berkembang bentuk menjadi rasa iri di hati Kain dan berujung pembunuhan Habil. Dosa telah memperanakkan dosa.
- Pusat hidup manusia adalah Allah, bukan yang lain. Bukan juga manusia itu sendiri. Hanya Allah yang berhak dan layak menjadi Allah. Tidak bisa ditukar. Dalam rancangan inilah manusia menemukan kebahagiaan. Kehidupan yang paling mengerikan adalah hidup terpisah dari sumber kebahagiaan sejati. Allah.
Penerapan:
- Pernahkan Anda menukar sesuatu yang berharga dengan sesuatu yang sepertinya Anda anggap lebih berharga, namun ternyata Anda salah? Bagikan pengalaman Anda itu dan ceritakan apa perasaan Anda?
- Paulus berani menukar segala sesuatu yang dulu dia anggap ‘keuntungan’ demi Yesus (Filipi 3:7-8). Adakah sesuatu yang masih Anda anggap sebagai ‘keuntungan’ tapi Anda tahu itu menghalangi Anda untuk punya hubungan yang benar dengan Yesus? Apa yang Anda akan lakukan?
- Di ayat 25 dicatat kebenaran Allah ditukar dengan dusta. Di taman eden, iblis mendustai Adam-Hawa. Dia juga disebut bapa pendusta. Maka, kita perlu sadar dan berjaga-jaga sampai hari ini dia berusaha mendustai kita sehingga menyimpang dari kebenaran Tuhan. Coba diskusikan bentuk ‘dusta-dusta’ iblis pada jaman sekarang khususnya yang ditaburkannya di generasi anak-anak!
- Ambil waktu berdoa syafaat buat anak-anak yang kita layani.
- Mereka bisa mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus sebagai Juruselamat hidup mereka,
- Mereka bisa menikmati hidup di dalam penyertaan Allah yang nyata sehingga mereka bisa mengucap syukur dan memuliakan Allah.
- Mereka dilindungi atau dilepaskan dari dusta-dusta iblis.
No comments:
Post a Comment