Perenungan:
Sebuah
wawancara imajiner antara Aku dengan Daud berdasar Mazmur 16.
Aku: “Raja Daud, siapakah Allah bagi Anda ?”
Daud: “Pertanyaan yang bagus dan mendasar. Bagi saya pribadi Allah adalah PELINDUNG (ay.1) dan PENGUASA dalam hidup saya. Oleh sebab itu, saya menyebutnya Tuhan (adonai) yang berarti tuan yang berhak seutuhnya atas hidup saya (ay.2a). Nasib saya ada di tangan-Nya (ay.5b).
Aku: “Itu sebabnya, Anda bersukacita jika bisa hidup di dalam Dia?”
Daud: “Benar sekali. Hidup di dalam Dia seperti mendapatkan harta warisan dan piala kemenangan (ay.5). Tidak ada yang baik bagi saya selain diri-Nya (ay.2b). Ini yang saya yakini. Allah sudah menetapkan langkah-langkah hidup saya. Itu seperti tali pengukur yang menjadi garis hidup saya dan Allah mengaturnya selalu jatuh tepat di atas tempat-tempat yang permai (ay.6). Sekali lagi inilah harta warisan saya, Allah memegang kehidupan saya dan menuntun saya ke jalan-jalan-Nya yang terbaik. Dia adalah PEMUAS hidup saya. Saya puas hidup dalam Dia. (catatan: tempat permai dalam bahasa aslinya menggunakan 1 kata yang sama dengan di ayat 11 yang diterjemahkan sebagai NIKMAT).
Aku: “Apakah Anda sedang berkata bahwa hidup dalam Allah adalah hidup yang berujung rasa nikmat, ada kesenangan yang melimpah?”
Daud: “Tepat. Itulah rancangan Allah ketika Dia menciptakan manusia. Coba baca lagi kisahnya di Kitab Kejadian. Coba pikirkan siapa manusia itu? Hanyalah debu tanah. Akan tetapi Allah membuatnya hampir sama dengan Dia dan memahkotainya dengan kemuliaan dan kehormatan. Mengapa? Karena Allah ingin membagikan keistimewaan Diri-Nya kepada manusia. Inilah rancangan mula-mula. Manusia dijadikan istimewa untuk bisa mengistimewakan Penciptanya. Dengan kata lain, manusia akan dapat memuliakaan Allah saat dia benar-benar menemukan kepuasan hidup di dalam Allah. Tidak ada cara lain kita bisa memuliakan Dia selain hidup puas di dalam-Nya. Demikianlah saya meyakininya.
Aku: “Indah sekali pengertian Anda. Adakah hal lain yang Anda saksikan?”
Daud: “Ada satu lagi karakter Allah yang penting, yaitu Dia adalah PENASIHAT hidup saya (ay.7). Hampir tiap malam saya mengambil waktu teduh dihadapan-Nya, membiarkan Dia berbicara dan mengajari saya akan jalan-jalan-Nya. Apa yang saya ceritakan sebelumnya adalah karakter Allah yang mau menguasai dan menuntun hidup kita kepada jalan kehidupan yang berlimpah-limpah sukacita dan nikmat (ay.11). Dan, karakter-Nya sebagai penasihatlah yang menjadikan karakter-karakter Allah yang lain itu teruji. Allah melindungi saya dari bahaya dengan cara Dia menasihati saya bagaimana keluar dari bahaya itu. Allah menjadi penguasa dalam hidup saya dengan menolong saya untuk taat berjalan dalam nasihat-Nya.
Aku: “Bagaimana pengertian Anda akan Allah membawa perubahan dalam hidup Anda?”
Daud: “Saya dikaruniakan menjadi seorang raja yang berkuasa. Tapi dengan jujur saya katakan bahwa kehidupan saya tidak pernah lepas dari pergumulan dan penderitaan. Saya juga sering dihinggapi takut dan kuatir. Apalagi saat saya dikelilingi orang-orang yang tidak mengikuti jalan Allah, walau sering Alla mengirim orang-orang mulia-Nya untuk menguatkan akau (ay.3-4). Namun, banyak kali mulut dan hati saya keluar jeritan minta tolong kepada Allah. Doa saya selalu dimulai dengan sebuah permohonan ‘Jagalah aku, ya Allah’ (ay1).
Aku: “Sama seperti kebanyakan orang lain ya?”
Daud: “Ya. Tapi pengenalan akan siapa Allah dan bagaimana karakter-Nya dinyatakan dalam pengalaman hidup saya telah mengubah sikap hidup saya. Saya yakin hidup saya tidak akan goyah, karena Allah selalu berdiri di sebelah kananku. Oleh sebab itu, dalam segala situasi hidup, saya akan senantiasa memandang Allah (ay.8). Keyakinan bahwa Allah akan menuntun saya bukan ke arah kematian, namun kehidupan, telah membuat hati saya selalu bersukacita dan bersorak-sorak (ay.9-10).
Aku: “Sungguh kisah hidup yang memberkati. Maukah Anda berdoa buat kami semua?”
Daud: “Allah akan menjadi pelindung, penguasa, pemuas dan penasihat atas hidupmu. Allah akan
memberitahukan kepadamu jalan kehidupan. Percayalah di hadirat-Nya ada sukacita berlimpah-limpah dan di tangan kanan-Nya (lambang penyertaan Allah) ada nikmat senantiasa.
Penerapan:
- Seandainya Anda yang diwawancarai, bagaimana Anda menjawab dalam satu atau dua kalimat “Siapakah Allah bagi Anda?”
- Katekismus Westminster adalah intisari penyataan iman orang Kristen. Salah satu yang utama adalah “Tujuan akhir hidup manusia adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia untuk selama-lamanya”. Adakah seseorang yang Anda lihat hidupnya memuliakan Allah karena dia begitu puas dengan Allah? Coba ceritakan!
- Daud menyebut waktu malam hari sebagai waktu yang dia dedikasikan untuk mendengar Allah berbicara kepadanya. Apakah Anda juga punya waktu-waktu dengan Allah? Coba ceritakan kapan, apa yang dilakukan dan apa hasilnya!
No comments:
Post a Comment