Kisah no. 91
Yesus layak diurapi dengan minyak
wangi yang mahal (Yohanes
12:1-8, Markus 14:3-9)
Setelah
peristiwa Yesus disambut dengan meriah di Yerusalem dan mengajar banyak hal di sana,
Yesus sempat kembali ke kota Betania memenuhi undangan Simon. Dia menjamu Yesus
di rumahnya sebagai ucapan terima kasih karena Yesus pernah menyembuhkannya
dari sakit kusta. Perjamuan makan itu juga dihadiri Lazarus dan Martha. Seperti
biasa Martha sibuk membantu istri Simon menyiapkan jamuan. Maria tidak nampak
ada bersama-sama dengan mereka. Kemana dia? Rupanya Maria sedang pergi membeli
sesuatu.
Ketika Lazarus mendapat undangan ke
rumah Simon dan tahu bahwa Yesuslah tamu istimewa yang Simon undang, ia segera
mengumpulkan adik-adiknya. Akhirnya mereka sepakat bahwa mereka juga akan ikut
hadir di perjamuan itu. Seperti Simon yang memakai waktu itu untuk berterima
kasih kepada Yesus, maka mereka pun memikirkan sesuatu untuk menunjukkan syukur
mereka kepada Yesus. Mereka mengumpulkan uang mereka bersama. Terkumpul cukup
banyak tabungan mereka, tidak disisakan, semua untuk Yesus. Seperti yang
diusulkan Maria, mereka akan membeli sebotol minyak narwastu. Minyak wangi itu
sangat mahal dan sukar di dapat, biasanya dibawa pedagang dari India Utara. Satu
buli-buli seberat lebih kurang setengah liter bisa seharga upah pekerja 1
tahun. Ketika mereka hitung semua tabungan yang ada, senanglah hati mereka,
cukup.
Cukup lama perjamuan makan itu
berlangsung ketika Maria masuk ke dalam ruangan. Dia menggenggam satu buli-buli
dari pualam. Setelah meminta ijin, dia mendekati Yesus. Biasanya buli-buli itu
memiliki lubang mulut yang kecil, karena memang minyak itu keluar setetes demi
setetes. Setetes minyak narwastu cukup untuk mengharumkan tubuh. Tapi Maria justru
mematahkan leher dari buli-buli itu sehingga minyak wangi mengalir deras.
Minyak itu dicurahkannya ke kepala Yesus lalu dicurahkannya juga ke kaki Yesus.
Disekanya kaki itu dengan rambutnya seperti dulu pernah dilakukan seorang
perempuan yang juga mengurapi Yesus (Lukas 7:38). Keharuman narwastu itu
memenuhi seluruh ruangan. Setelah selesai Maria segera duduk disebelah Lazarus dan
Martha. Tersirat wajah mereka penuh kebahagiaan. Harta mereka selama ini telah
berubah menjadi minyak berbau harum yang mengurapi tubuh Yesus. Tak sedikitpun
hati mereka kecewa karena kehilangan harta mereka, karena bagi mereka Yesuslah
yang paling berharga.
Justru muka Yudas, murid Yesus yang
cemberut. Ditegornya Maria. PEMBOROSAN. Bahkan kalau minyak itu dijual bisa
diberikan kepada orang miskin. Sebenarnya dia mengatakan itu bukan karena
peduli dengan orang miskin, tapi seandainya uang itu diberikan kepada dia
sebagai bendahara di antara murid-murid Yesus tentunya dia bisa mengambilnya
beberapa untuk dia pribadi, seperti yang selama ini dia lakukan. Murid-murid
yang lain setuju dengan Yudas. Ini memang pemborosan. Yesus dengan tegas
membela Maria, “Biarkan dia, jangan memarahi dia. Tubuh-Ku telah diminyakinya
sebagai persiapan untuk penguburan-Ku”. Agak aneh Maria meminyaki Yesus yang masih
hidup. Tapi bagi Yesus justru Maria telah memilih waktu yang tepat untuk
menunjukkan kasihnya. Banyak orang baru menunjukkan kasihnya pada saat yang bersangkutan sudah meninggal. Meminyaki tubuh
yang terkujur mati. Jangan menunda untuk menunjukkan kasih, menunjukkan
penyembahan kepada Allah, sekarang waktu yang tepat.
Maria seperti pedagang yang
menemukan mutiara lalu menjual semua yang dia miliki untuk mendapatkan mutiara itu
(Matius 13:45-46). Yesuslah mutiara itu.
Pertanyaan
Renungan dan Aplikasi:
1. Pernahkan Anda
melihat kehidupan seseorang yang hidup mengutamakan Allah di atas segalanya? Bagaimana
kehidupan mereka?
2. Yudas memandang
begitu tinggi nilai minyak narwastu yang dipecahkan, celakanya dia memandang
murah Yesus saat menjualnya seharga 30 keping perak (harga seorang budak waktu
itu). Menurut Anda pada masa sekarang apakah ada di antara anak-anak Tuhan yang
hidup dengan sikap hati seperti Yudas? Dalam bentuk tindakan seperti apa nilai
Yesus mereka rendahkan?
3. Pernahkah Anda berpikir
untuk mengatur pengeluaran Anda agar ada lebih banyak yang bisa diberikan untuk
pekerjaan Tuhan? Apa yang akan Anda lakukan?
No comments:
Post a Comment