Kisah no. 92
Yesus merayakan Paskah dengan
murid-murid-Nya (Lukas
22:7-20)
Permulaan
Paskah ditandai dengan hari raya Roti Tidak Beragi. Selama satu minggu orang
Israel tidak makan roti yang menggunakan ragi. Karena ragi dianggap sebagai
lambang dari kebusukan hati. Yesus sangat ingin merayakan perjamuan Paskah
dengan murid-murid-Nya karena ia tahu itu akan menjadi perjamuan terakhir bagi
Dia. Disuruhnyalah Petrus dan Yohanes mencari tempat untuk mereka bisa
merayakan perjamuan Paskah. Sebuah perintah rahasia diberikan karena waktu itu
imam-imam sedang berusaha menangkap Yesus. Setelah menemukan ruangan yang cukup
besar di lantai atas sebuah rumah milik seorang pengikut Yesus yang setia,
Petrus dan Yohanes segera menyediakan segala keperluan Paskah.
Sesampainya
Yesus di tempat itu segeralah mereka duduk melingkar di seputar meja. Hidangan
paskah tersedia di depan mereka. Ada roti bundar yang kering dan renyah,
sayuran pahit, dan domba yang telah dibakar. Tulang-tulang domba itu tidak
boleh dipatahkan sama sekali. Juga disediakan anggur merah. Semuanya itu
melambangkan bagaimana Allah menolong Israel bebas dari Mesir. Yesus pun mulai
perjamuan itu dengan berkata kepada murid-murid: "Aku sangat rindu makan
Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita”. Itulah kerinduan
Yesus, melalui perjamuan Paskah yang kudus itu. Rindu agar rencana Allah untuk
menyelamatkan manusia dari kutuk dosa akan digenapi pada Paskah yang
sesungguhnya yang akan segera berlangsung. Paskah yang lama dilambangkan dengan
domba yang tak bercacat cela, namun Paskah yang sesungguhnya Dialah yang akan
menjadi domba sejati penebusan dosa manusia melalui kematian di kayu salib. Yesus
juga melanjutkan perkataan-Nya, “Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia
beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah." Kerinduan yang juga timbul
dalam hati Yesus adalah akan datang waktunya nanti ketika semua manusia yang
diselamatkannya berkumpul dari segala bangsa bersama mengadakan pesta perjamuan
yang meriah di Kerajaan-Nya yang akan datang (Wahyu 5:9-10). Sebelum
melanjutkan perjamuan, Yesus berdiri untuk membasuh tangan. Namun ada yang
menarik perhatiannya. Murid-murid-Nya sedang berbantah-bantahan. Apa yang
diributkan?
Biasanya dalam perjamuan makan
seperti itu, ada seorang pelayan yang akan membasuh kaki para tamu. Atau
seseorang yang dianggap yang terendah statusnya yang akan melakukannya. Rupanya
tidak ada seorangpun di antara murid-murid Yesus yang mau dianggap yang
terendah. Mereka mulai berdebat siapa yang paling besar, terhormat di antara
mereka. Sebenarnya sudah berkali-kali Yesus mengajarkan bahwa dalam prinsip
Kerajaan Allah yang melayanilah yang terbesar. Yesus berdiri dan menanggalkan
jubahnya. Kali ini Dia akan mencontohkan sendiri bagaimana kebesaran seseorang
didapat ketika ia melayani. Diambilnya kain lenan dan diikatnya di pinggang,
persis seperti yang biasa dilakukan oleh seorang pelayan. Lalu mulailah Dia
membasuh kaki murid-murid-Ny dengan air pembasuhan yang tersedia. Disekanya
kaki-kaki itu dengan kain lenan yang ada di pinggangnya. Raut muka malu
terlihat di wajah murid-murid. Setelah selesai dan duduk kembali Yesus kembali
menegaskan terhormatnya mereka yang memiliki hati untuk melayani. Tanya Yesus,
“Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani?
Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai
pelayan.”
Mereka pun
mulai melaksanakan perjamuan Paskah sesuai dengan urutan dan maknanya. Pertama-tama
mereka minum anggur, lalu makan sayur pahit, roti tidak beragi dan daging
domba. Sementara cawan anggur diisi kedua kali, selayaknya seorang ayah dalam
keluarga, Yesus menceritakan ulang bagaimana dulu orang Israel keluar dari
negeri Mesir. Bebas dari perbudakan Mesir. Lalu tiba-tiba Yesus menetapkan
sesuatu atas perjamuan Paskah itu. Mulai hari itu setiap kali murid-murid
mengadakan perjamuan, maka mereka harus mengingat bahwa Paskah tidak lagi
memperingati tentang keluarnya Israel dari Mesir, tapi bebasnya manusia dari
perbudakan dosa. Ketika mereka minum anggur dan makan roti yang Yesus pecahkan,
hendaklah murid-murid mengingat bahwa itu adalah gambaran darah dan tubuh Yesus
yang akan diserahkan di kayu salib untuk menjadi korban penebusan dosa manusia.
Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya
kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu;
perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Lalu diambilnya cawan yang
diisi anggur ketiga kalinya; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru
oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu”. Sekali lagi cawan diisi dan mereka
minum bersama. Demikian Yesus menetapkan perjamuan kudus yang masih diingat dan
dirayakan oleh mereka yang menerima penyerahan tubuh dan pencurahan darah Yesus
sebagai tanda keselamatan dan pengudusan.
Pertanyaan
Renungan dan Aplikasi:
1. Apa isi hati Allah
bagi manusia di dunia seperti yang dicatat di Wahyu 5:9-10? Apa yang Anda bisa
lakukan untuk terlibat mewujudkannya?
2. Apa yang menjadi
penghalang dalam hidup Anda untuk memiliki hati dan hidup yang melayani?
3. Apa arti perjamuan
kudus bagi Anda?
Jawaban no 1 minimal mendoakan mereka yg belum percaya.
ReplyDelete