Kisah no. 93
Bukan kehendakku, tapi kehendakMu
yang jadi (Markus
14:32-52; Matius 26:36-46; Lukas 39-53)
Tibalah
waktu-waktu terakhir sebelum Yesus ditangkap. Dia mengajak murid-murid-Nya ke sebuah
taman Zaitun yang disebut orang Getsemani (kilang minyak zaitun). Di taman ini Yesus
sering berdoa. Sesampai di taman itu Yesus masuk mengajak Petrus, Yohanes dan Yakobus.
Perasaan takut dan gentar menghinggapiNya. Kata-Nya kepada mereka:
"Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan
berjaga-jagalah”. Yesus beranjak masuk lebih dalam seorang diri, berlutut dn berdoa.
Dalam doa, Ia memohon kepada Bapa-Nya untuk mengambil cawan yang harus terima.
Dalam budaya Israel, kepala keluarga akan membagi-bagi jatah makan dan minuman
kepada anak-anaknya dalam cawan. Kiasan ini dipakai juga untuk menunjukkan
bahwa Allah juga menentukan bagian dan nasib setiap orang. Ada yang menerima
sukacita, namun juga ada yang menerima dukacita dalam cawannya (Mazmur 11:6;
16:5; 75:9).
Kali
ini isi cawan Yesus sangat pahit. Penderitaan dan saliblah isinya. Tak kuat
harus meminumnya, Yesus pun memohon agar Bapa mengambil cawan itu. Namun, tetap
Ia menyerahkannya kepada kehendak Bapa. Setelah hampir 1 jam bergumul, Yesus bangkit
berdiri dan akan mengajak murid-murid-Nya bergumul bersama. Tapi didapati-Nya
mereka bertiga tertidur lelap. Tanya Yesus kepada Simon Petrus, murid yang
selama ini terkenal sangat berapi-api mengikut Dia. "Simon, sedang
tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut,
tetapi daging lemah." Belum juga mereka sadar, Yesus kembali ke tengah
taman dan berdoa kembali. Sekarang doa-Nya penuh penyerahan diri agar kehendak
Bapalah yang terjadi. Beberapa lama kemudian Ia kembali ingin mengajak
murid-murid-Nya berdoa, namun sekali lagi didapati-Nya mereka sedang tidur. Kembaliah
Yesus untuk ketiga kalinya, di tengah taman zaitun itu, Ia berlutut dan berdoa.
Ketakutan itu masih saja menggentarkan hati dan megetarkan tubuh-Nya. Di malam
yang dingin itu, peluh-Nya menetes seperti titik-titik darah. Pergumulan yang
sangat berat.
Pernah satu kali Yesus bergumul di
atas gunung, waktu itu Bapa datang dalam awan kemuliaan dan suara yang memberi
kekuatan kepada Yesus untuk menyelesaikan misi-Nya di dunia. Kali ini dalam
rupa seorang malaikat, dihampiri-Nya Yesus (Lukas 22:43). Walau tanpa gemuruh
suara, hening, kehadiran malaikat itu cukup memberi kekuatan untuk Yesus.
Murid-murid terdekat-Nya tidak sanggup menemani dan menguatkan Yesus. Hanya Bapa
yang selalu setia dan sedia menguatkan-Nya. Yesus berdiri. Salib tak
terhindarkan, jalan itulah satu-satunya yang harus Yesus tempuh. Jalan penderitaan
yang berujung selesainya misi Yesus di dunia, menyelamatkan umat manusia. Jalan
itu memang berat, hanya saja Yesus tidak akan menghindarinya. Berjalanlah Yesus
menuju salib dengan kekuatan Bapa yang menyertai-Nya. Segera Dia kembali ke
murid-murid-Nya yang masih juga jatuh tertidur. Di kejauhan terlihat cahaya-cahaya
yang datang mendekat. Sepertinya cahaya-cahay itu berasal dari cahaya obor. Yesus
segera membangunkan mereka. “Bangun, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan
Aku sudah dekat."
Tiba-tiba, Yudas sang pengkhianat
itu berlari-larian mendekati Yesus. Ia hendak mencium Yesus. Yesus menolak dan
bertanya, “Apakah kau ingin menyerahkan aku dengan ciumanmu?”. Tak lama
kemudian datanglah rombongan tentara penjaga Bait Allah dipimpin imam-imam
kepala, ikut serta dengan mereka tentara romawi. Rupanya isu yang dihembuskan
adalah isu pemberontakan. Dengan penuh ketenangan Yesus menghadapi mereka. “Siapa
yang kalian cari?”. “Yesus dari Nazaret”, jawab mereka. “Akulah Dia”, seru Yesus.
Suara dari jawaban Yesus itu seperti angin yang mendera orang-orang yang berusaha
menangkap-Nya. Mereka rebah ke tanah, termasuk Yudas. Yesus menunjukkan
kuasa-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa penangkapan-Nya adalah karena kerelaan
hati-Nya mengikuti kehendak Bapa. Mereka berdiri kembali. Yesus tetap tenang
dan berkata, “Telah kukatakan kepada kalian Akulah Yesus dari Nazaret yang kamu
cari. Silahkan jika kalian mau menangkap aku, tapi biarkan orang-orang yang
bersama aku ini pergi”.
Majulah prajurit-prajurit itu
hendak menangkap Yesus. Maju jugalah Petrus ke depan Yesus, dengan pedang
pendeknya, ia maju menyerbu ke arah prajurit-prajurit itu. Diayunkan pedangnya
ke arah seorang hamba dari Imam Besar bernama Malkhus. Telingan kanannya putus
kena pedang Petrus. Melihat itu prajurit-prajurit segera mencabut pedang
mereka. Sudah cukup alasan bagi mereka untuk membasmi tindakan pemberontakan
seperti itu. Yesus tidak tinggal diam, ditariknya Petrus. Lalu Ia membungkuk
mengambil potongan telinga yang tergeletak di tanah. Lalu Ia menempelkan
kembali telinga itu. Malkus hanya bisa diam terkagum dengan mujizat yang Yesus
lakukan itu. Yesus menoleh kepada Petrus “Sarungkan pedangmu. Aku bisa saja meminta
Bapaku mengirim pasukan malaikat untuk membela Aku. Tapi adalah rencana Bapa
agar aku diserahkan ke tangan-tangan mereka”. Ini adalah kisah tentang “bukan kehendakku, tapi
kehendak-Mu yang jadi”
Yesus sendiri maju dan memberikan
tangan-Nya. Masih dengan rasa takut melihat kehebatan kuasa Yesus,
prajurit-prajurit itu mengikat Yesus. Melihat itu semua murid-murid Yesus
menjadi kecewa dan ketakutan. Mereka bingung. Lari meninggalkan Yesus seorang
diri. Jalan salib Yesus telah dimulai di
taman Getsemani.
Pertanyaan
Renungan dan Aplikasi:
1. Lukas 22:43
dituliskan bagaimana Allah mengutus malaikat untuk menguatkan Yesus. Sadarkah Anda
dengan banyak cara dan bentuk Allah mengunjungi Anda agar kuat menghadapi
pergumulan Anda? Kapan terakhir Anda mengalami kunjungan Allah tersebut?
Ceritakanlah!
2. Apa yang Anda bisa
teladani dari kerelaan hati Yesus dalam mengikuti kehendak Allah Bapa di sorga?
Apa yang akan Anda lakukan ke depan untuk mengikuti teladan itu?
3. Apa halangan
terbesar seseorang untuk berdoa “bukan kehendakku, tapi kehendak-Mu yang
terjadi”?
4. Bayangkan Anda ada
di getsemani waktu itu. Di depan mata Anda, Yesus ditangkap. Apa yang ada di
pikiran dan hati Anda? Adakah yang Anda ubah dalam hidup Anda?
No comments:
Post a Comment