27 August 2015

Kisah no. 93
Bukan kehendakku, tapi kehendakMu yang jadi (Markus 14:32-52; Matius 26:36-46; Lukas 39-53)

Tibalah waktu-waktu terakhir sebelum Yesus ditangkap. Dia mengajak murid-murid-Nya ke sebuah taman Zaitun yang disebut orang Getsemani (kilang minyak zaitun). Di taman ini Yesus sering berdoa. Sesampai di taman itu Yesus masuk mengajak Petrus, Yohanes dan Yakobus. Perasaan takut dan gentar menghinggapiNya. Kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah”. Yesus beranjak masuk lebih dalam seorang diri, berlutut dn berdoa. Dalam doa, Ia memohon kepada Bapa-Nya untuk mengambil cawan yang harus terima. Dalam budaya Israel, kepala keluarga akan membagi-bagi jatah makan dan minuman kepada anak-anaknya dalam cawan. Kiasan ini dipakai juga untuk menunjukkan bahwa Allah juga menentukan bagian dan nasib setiap orang. Ada yang menerima sukacita, namun juga ada yang menerima dukacita dalam cawannya (Mazmur 11:6; 16:5; 75:9).
                Kali ini isi cawan Yesus sangat pahit. Penderitaan dan saliblah isinya. Tak kuat harus meminumnya, Yesus pun memohon agar Bapa mengambil cawan itu. Namun, tetap Ia menyerahkannya kepada kehendak Bapa. Setelah hampir 1 jam bergumul, Yesus bangkit berdiri dan akan mengajak murid-murid-Nya bergumul bersama. Tapi didapati-Nya mereka bertiga tertidur lelap. Tanya Yesus kepada Simon Petrus, murid yang selama ini terkenal sangat berapi-api mengikut Dia. "Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah." Belum juga mereka sadar, Yesus kembali ke tengah taman dan berdoa kembali. Sekarang doa-Nya penuh penyerahan diri agar kehendak Bapalah yang terjadi. Beberapa lama kemudian Ia kembali ingin mengajak murid-murid-Nya berdoa, namun sekali lagi didapati-Nya mereka sedang tidur. Kembaliah Yesus untuk ketiga kalinya, di tengah taman zaitun itu, Ia berlutut dan berdoa. Ketakutan itu masih saja menggentarkan hati dan megetarkan tubuh-Nya. Di malam yang dingin itu, peluh-Nya menetes seperti titik-titik darah. Pergumulan yang sangat berat.
Pernah satu kali Yesus bergumul di atas gunung, waktu itu Bapa datang dalam awan kemuliaan dan suara yang memberi kekuatan kepada Yesus untuk menyelesaikan misi-Nya di dunia. Kali ini dalam rupa seorang malaikat, dihampiri-Nya Yesus (Lukas 22:43). Walau tanpa gemuruh suara, hening, kehadiran malaikat itu cukup memberi kekuatan untuk Yesus. Murid-murid terdekat-Nya tidak sanggup menemani dan menguatkan Yesus. Hanya Bapa yang selalu setia dan sedia menguatkan-Nya. Yesus berdiri. Salib tak terhindarkan, jalan itulah satu-satunya yang harus Yesus tempuh. Jalan penderitaan yang berujung selesainya misi Yesus di dunia, menyelamatkan umat manusia. Jalan itu memang berat, hanya saja Yesus tidak akan menghindarinya. Berjalanlah Yesus menuju salib dengan kekuatan Bapa yang menyertai-Nya. Segera Dia kembali ke murid-murid-Nya yang masih juga jatuh tertidur. Di kejauhan terlihat cahaya-cahaya yang datang mendekat. Sepertinya cahaya-cahay itu berasal dari cahaya obor. Yesus segera membangunkan mereka. “Bangun, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat."
Tiba-tiba, Yudas sang pengkhianat itu berlari-larian mendekati Yesus. Ia hendak mencium Yesus. Yesus menolak dan bertanya, “Apakah kau ingin menyerahkan aku dengan ciumanmu?”. Tak lama kemudian datanglah rombongan tentara penjaga Bait Allah dipimpin imam-imam kepala, ikut serta dengan mereka tentara romawi. Rupanya isu yang dihembuskan adalah isu pemberontakan. Dengan penuh ketenangan Yesus menghadapi mereka. “Siapa yang kalian cari?”. “Yesus dari Nazaret”, jawab mereka. “Akulah Dia”, seru Yesus. Suara dari jawaban Yesus itu seperti angin yang mendera orang-orang yang berusaha menangkap-Nya. Mereka rebah ke tanah, termasuk Yudas. Yesus menunjukkan kuasa-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa penangkapan-Nya adalah karena kerelaan hati-Nya mengikuti kehendak Bapa. Mereka berdiri kembali. Yesus tetap tenang dan berkata, “Telah kukatakan kepada kalian Akulah Yesus dari Nazaret yang kamu cari. Silahkan jika kalian mau menangkap aku, tapi biarkan orang-orang yang bersama aku ini pergi”.
Majulah prajurit-prajurit itu hendak menangkap Yesus. Maju jugalah Petrus ke depan Yesus, dengan pedang pendeknya, ia maju menyerbu ke arah prajurit-prajurit itu. Diayunkan pedangnya ke arah seorang hamba dari Imam Besar bernama Malkhus. Telingan kanannya putus kena pedang Petrus. Melihat itu prajurit-prajurit segera mencabut pedang mereka. Sudah cukup alasan bagi mereka untuk membasmi tindakan pemberontakan seperti itu. Yesus tidak tinggal diam, ditariknya Petrus. Lalu Ia membungkuk mengambil potongan telinga yang tergeletak di tanah. Lalu Ia menempelkan kembali telinga itu. Malkus hanya bisa diam terkagum dengan mujizat yang Yesus lakukan itu. Yesus menoleh kepada Petrus  “Sarungkan pedangmu. Aku bisa saja meminta Bapaku mengirim pasukan malaikat untuk membela Aku. Tapi adalah rencana Bapa agar aku diserahkan ke tangan-tangan mereka”. Ini adalah  kisah tentang “bukan kehendakku, tapi kehendak-Mu yang jadi”
Yesus sendiri maju dan memberikan tangan-Nya. Masih dengan rasa takut melihat kehebatan kuasa Yesus, prajurit-prajurit itu mengikat Yesus. Melihat itu semua murid-murid Yesus menjadi kecewa dan ketakutan. Mereka bingung. Lari meninggalkan Yesus seorang diri.  Jalan salib Yesus telah dimulai di taman Getsemani.

Pertanyaan Renungan dan Aplikasi:
1.       Lukas 22:43 dituliskan bagaimana Allah mengutus malaikat untuk menguatkan Yesus. Sadarkah Anda dengan banyak cara dan bentuk Allah mengunjungi Anda agar kuat menghadapi pergumulan Anda? Kapan terakhir Anda mengalami kunjungan Allah tersebut? Ceritakanlah!
2.       Apa yang Anda bisa teladani dari kerelaan hati Yesus dalam mengikuti kehendak Allah Bapa di sorga? Apa yang akan Anda lakukan ke depan untuk mengikuti teladan itu?
3.  Apa halangan terbesar seseorang untuk berdoa “bukan kehendakku, tapi kehendak-Mu yang terjadi”?
4.  Bayangkan Anda ada di getsemani waktu itu. Di depan mata Anda, Yesus ditangkap. Apa yang ada di pikiran dan hati Anda? Adakah yang Anda ubah dalam hidup Anda?


No comments:

Post a Comment