27 August 2015

Kisah no. 109

Allah Mengutus Filipus Untuk Menuntun Seorang Etiopia Dalam Kebenaran (Kisah Rasul 8:26-40)

Filipus, sahabat Stefanus, didatangi seorang malaikat yang memintanya pergi ke padang gurun yang menghubungkan Yerusalem dengan Gaza. Sama seperti Stefanus, dia adalah seorang yang penuh dengan Roh dan gairah untuk memberitakan kabar keselamatan dalam Yesus kepada semua orang. Dia tidak mengerti apa tujuan dari perjalanan itu, namun ketaatannya tidak diragukan lagi. Walaupun hampir tidak mungkin menemukan orang yang bisa dilayani di tempat yang sunyi seperti padang gurun. Bergegas ia pergi ke sana. Ternyata rencana Allah tidak pernah salah, selalu tepat waktu. Di tempat sepi itu, dijumpainya sebuah kereta yang menunjukkan bahwa orang di dalamnya adalah seorang yang penting. Dan benar perkiraannya, di atas kereta itu ada seorang berkulit hitam yang ternyata adalah seorang sida-sida (seorang yang dikebiri dan dikhususkan untuk tugas tertentu bagi seorang raja). Sida-sida ini dari Etiopia, dan tugasnya adalah sebagai kepala perbendaharaan ‘Sri Kandake’ (ratu) Etiopia.
Lelaki yang tidak disebutkan namanya itu sedang dalam perjalanan kembali dari Yerusalem pulang ke negaranya. Ia telah mendengar tentang Allah orang Yahudi dan hendak mencari kebenaran dengan mengikuti ibadah di Bait Allah Yerusalem. Perjalanan sejauh Surabaya-Jakarta ditempuhnya demi mencari kebenaran itu. Rupanya di Yerusalem dibelinya sebuah kitab Yesaya dalam bahasa Yunani. Dalam perjalanan pulang, dibacanya kitab itu dengan rasa haus, namun kitab itu begitu sulit dimengerti. Atas pimpinan Roh Kudus, Filipur mendekati kereta itu, dan didengarnya orang Etiopia itu sedang membaca satu bagian dari kitab Yesaya dengan suara keras tentang anak domba yang dibawa ke pembantaian dan tentang induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, tapi tidak membuka mulutnya (Yesaya 53:7,8).
“Apakah tuan mengerti arti dari bacaan, Anda?” Tanya Filipus yang megejutkan sida-sida itu. Dia menoleh melihat Filipus. “Barangkali orang ini bisa membantunya menjelaskan maksud dari kalimat-kalimat ini”, pikir sida-sida. Lalu diajaknya Filipus naik ke atas kereta. Segera diajukan pertanyaan-pertanyaan yang menggangu hatinya. Filipus yang akhirnya mengerti mengapa Allah menyuruhnya menuju ke tempat sunyi itu, dengan penuh keyakinan menceritakan arti kitab Yesaya yang digenapi dalam karya keselamatan Yesus Kristus. Dengan penuh semangat, Filius menuntun sida-sida itu untuk datang kepada Yesus.
Bukan kebetulan, rencana Allah lah yang menyediakan, ada sungai kecil yang mereka lihat. Sida-sida itu bertanya kepada Filipus, “Lihat, di situ ada air, apakah halangannya, jika kau dibaptis?”. “Jika tuan percaya kepada Yesus dengan segenap hati, tentu saja boleh”, jawab Filipus tegas. Pengakuan yang indah keluar dari mulut sida-sida Etiopia itu, “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah”. Lalu mereka turun ke sungai itu. Filipus membaptiskannya. Setelah dia keluar dari air, terjadi keajaiban. Denga kuasa Roh Kudus, Filipus menghilang dari hadapannya. Allah memandang sudah cukup waktu Filipus dengan sida-sida itu. Ada tempat lain yang perlu pelayanan Filipus. Bagaimana dengan sida-sida Etiopia tu? Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Ia telah menemukan jawaban atas semua pergumulan hidupnya di dalam kuasa nama Yesus. Tidak bisa dipastikan, tapi bapa gereja dari abad kedua, Irenaus menulis bahwa sida-sida itu menjadi misionari bagi bangsanya.


Pertanyaan Renungan dan Aplikasi:
1.      Apa yang Anda pelajari tentang kuasa Allah dalam menuntun anak-anak-Nya dalam pemberitaan Injil?
2.      Adakah seseorang yang Anda kenal sedang dalam perjalana hidup yang penuh pergumulan? Inginkah Anda melakukan sesuatu sehingga dia dapat meneruskan perjalanan hidupnya dengan sukacita? Apa yang akan Anda lakukan?




No comments:

Post a Comment