27 August 2015

Kisah no. 106

Kita Harus Lebih Taat Kepada Allah daripada Kepada Manusia (Kisah Rasul 5:12-42)
Jemaat mula-mula semakin berkembang. Rasul-rasul terutama Petrus dengan berani memberitakan nama Yesus. Bahkan Roh Kudus bekerja melengkapi mereka dengan tanda-tanda ajaib. Tercatat ada banyak orang sakit yang disembuhkan, begitu juga banyak orang yang keraukan setan dilepaskan. Mereka semakin dihormati dan dikenal. Pertumbuhan jemaat mula-mula ini meresahkan Imam Besar agama Yahudi dan pengikut-pengikutnya. Mereka menganggapnya sebagai ancaman. Mereka memutuskan untuk menangkap rasul-rasul. Ditahannya mereka di penjara kota. Akan tetapi, malaikat Tuhan membebaskan mereka dari penjara itu pada malam harinya. Mereka diperintahkan untuk mengajarkan tentang kuasa nama Yesus di Bait Allah.
Keesokan harinya, Imam Besar mengadakan sidang Mahkamah Agama dengan agenda utama menghadirkan rasul-rasul yang telah mereka tangkap. Sangat terkejutlah mereka mendengar kabar bahwa rasul-rasul tidak ada di penjara padahal kondisi penjara tertutup rapi. Tak berhenti di situ keterkejutan mereka, salah seorang anak buah Imam Besar datang membawa kabar bahwa rasul-rasul sedang ada di Bait Allah dan menyiarkan nama Yesus kembali. Segera mereka mengirim kepala pegawal dan pasukannya untuk mendatangi rasul-rasul di Bait Allah. Sesampainya mereka di sana, ragu-ragulah mereka untuk menangkap rasul-rasul itu, karena orang banyak yang sedang berkumpul. Melihat kedatangan pasukan itu, Petrus dan Yohanes menemui mereka dan menanyakan maksud kedatangan mereka. Setelah mendapat penjelasan, Petrus dan Yohanes pun memberikan diri dengan sukarela ikut pasuakan itu menghadap persidangan Mahkamah Agama.
Di tengah disidang Mahkamah Agama, Petrus dan Yohanes didakwa atas dua hal. Pertama, mereka telah mengajarkan tentang agama baru yang berpusat kepada pribadi Yesus. Kedua, mereka teah menghasut orang banyak bahwa kematian Yesus adalah tanggungan Imam Besar dan pengikutnya. Dalam posisi terhimpit dan dipojokkan, tidak terlihat sedikitpun ketakutan Petrus dan Yohanes. Dengan berani Petrus menjawab dakwaan itu. Dia memulai dengan sebuah pernyataan tegas bahwa apa yang mereka lakukan adalah murni karena ketaatan mereka melakukan perintah Allah yang mereka sembah. “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia”. Lalu, Petrus mulai memberitakan Injil di tengah-tengah persidangan itu. “Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.  Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia."
Jawaban Petrus sangat menusuk perasaan Imam Besar dan anggota Mahkamah Agama. Mereka memang telah membunuh Yesus, tapi bagi mereka memang Yesus layak dibunuh. Yesus bukanlah siapa-siapa, tidak seperti yang Petrus katakan. Mereka begitu marah. Rupanya tidak cukup hanya Yesus yang mereka bunuh, murid-murid-Nya memang harus ditumpas habis. Suasana ramai itu ditenangkan dengan suara tegas dari salah satu anggota Mahkamah Agama yang meminta waktu bicara. Namanya Gamaliel, seorang ahli Taurat yang dihormati. Dia memberi saran agar Mahkamah Agama tidak perlu terlalu tergesa-gesa dan berlebihan dalam menyikapi tumbuhnya ajaran baru ini. Dalam sejarah sudah terbukti jika gerakan-gerakan seperti itu seperti api yang sebentar menyala sebentar kemudian padam. Seandainya tidak pun bisa jadi gerakan tersebut dari Allah. Dan siapa yang bisa melawan jika itu dari Allah. Intinya biarkan saja dan biar waktu yang berbicara. Saran itu diterima baik oleh hampir semua anggota Mahkamah Agama. Namun beberapa dari mereka masih tidak terima. Akhirnya memang Petrus dan Yohanes dilepaskan, tapi mereka disesah terlebih dahulu sambil disertai ancaman agar tidak lagi memberitakan nama Yesus.  Tentu saja itu tidak menghentikan Petrus dan rasul-rasul yang lain. Mereka tahu bahwa mereka harus lebih taat kepada Allah daripada manusia.


Pertanyaan Renungan dan Aplikasi:
1.      Apa yang Anda pelajari tentang penyertaan Allah melalui cerita ini?
2.      Apakah Anda setuju dengan kalimat Petrus bahwa kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia? Ketaatan dalam hal apa yang sebenarnya Petrus maksudkan?
3.      Adakah sesuatu yang lain Anda pelajari dari kisah ini? Apa yang Anda akan lakukan?




No comments:

Post a Comment