Kisah no. 106
Kita Harus Lebih Taat Kepada Allah
daripada Kepada Manusia (Kisah
Rasul 5:12-42)
Jemaat mula-mula semakin berkembang. Rasul-rasul
terutama Petrus dengan berani memberitakan nama Yesus. Bahkan Roh Kudus bekerja
melengkapi mereka dengan tanda-tanda ajaib. Tercatat ada banyak orang sakit
yang disembuhkan, begitu juga banyak orang yang keraukan setan dilepaskan. Mereka
semakin dihormati dan dikenal. Pertumbuhan jemaat mula-mula ini meresahkan Imam
Besar agama Yahudi dan pengikut-pengikutnya. Mereka menganggapnya sebagai
ancaman. Mereka memutuskan untuk menangkap rasul-rasul. Ditahannya mereka di
penjara kota. Akan tetapi, malaikat Tuhan membebaskan mereka dari penjara itu
pada malam harinya. Mereka diperintahkan untuk mengajarkan tentang kuasa nama
Yesus di Bait Allah.
Keesokan harinya, Imam Besar mengadakan
sidang Mahkamah Agama dengan agenda utama menghadirkan rasul-rasul yang telah
mereka tangkap. Sangat terkejutlah mereka mendengar kabar bahwa rasul-rasul
tidak ada di penjara padahal kondisi penjara tertutup rapi. Tak berhenti di
situ keterkejutan mereka, salah seorang anak buah Imam Besar datang membawa
kabar bahwa rasul-rasul sedang ada di Bait Allah dan menyiarkan nama Yesus
kembali. Segera mereka mengirim kepala pegawal dan pasukannya untuk mendatangi
rasul-rasul di Bait Allah. Sesampainya mereka di sana, ragu-ragulah mereka
untuk menangkap rasul-rasul itu, karena orang banyak yang sedang berkumpul.
Melihat kedatangan pasukan itu, Petrus dan Yohanes menemui mereka dan
menanyakan maksud kedatangan mereka. Setelah mendapat penjelasan, Petrus dan
Yohanes pun memberikan diri dengan sukarela ikut pasuakan itu menghadap
persidangan Mahkamah Agama.
Di tengah disidang Mahkamah Agama, Petrus dan
Yohanes didakwa atas dua hal. Pertama, mereka
telah mengajarkan tentang agama baru yang berpusat kepada pribadi Yesus. Kedua, mereka teah menghasut orang
banyak bahwa kematian Yesus adalah tanggungan Imam Besar dan pengikutnya. Dalam
posisi terhimpit dan dipojokkan, tidak terlihat sedikitpun ketakutan Petrus dan
Yohanes. Dengan berani Petrus menjawab dakwaan itu. Dia memulai dengan sebuah
pernyataan tegas bahwa apa yang mereka lakukan adalah murni karena ketaatan
mereka melakukan perintah Allah yang mereka sembah. “Kita harus lebih taat
kepada Allah daripada kepada manusia”. Lalu, Petrus mulai memberitakan Injil di
tengah-tengah persidangan itu. “Allah nenek moyang kita telah membangkitkan
Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah
ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan
Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu,
kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati
Dia."
Jawaban Petrus sangat menusuk perasaan Imam
Besar dan anggota Mahkamah Agama. Mereka memang telah membunuh Yesus, tapi bagi
mereka memang Yesus layak dibunuh. Yesus bukanlah siapa-siapa, tidak seperti
yang Petrus katakan. Mereka begitu marah. Rupanya tidak cukup hanya Yesus yang
mereka bunuh, murid-murid-Nya memang harus ditumpas habis. Suasana ramai itu
ditenangkan dengan suara tegas dari salah satu anggota Mahkamah Agama yang
meminta waktu bicara. Namanya Gamaliel, seorang ahli Taurat yang dihormati. Dia
memberi saran agar Mahkamah Agama tidak perlu terlalu tergesa-gesa dan
berlebihan dalam menyikapi tumbuhnya ajaran baru ini. Dalam sejarah sudah
terbukti jika gerakan-gerakan seperti itu seperti api yang sebentar menyala
sebentar kemudian padam. Seandainya tidak pun bisa jadi gerakan tersebut dari
Allah. Dan siapa yang bisa melawan jika itu dari Allah. Intinya biarkan saja
dan biar waktu yang berbicara. Saran itu diterima baik oleh hampir semua
anggota Mahkamah Agama. Namun beberapa dari mereka masih tidak terima. Akhirnya
memang Petrus dan Yohanes dilepaskan, tapi mereka disesah terlebih dahulu sambil
disertai ancaman agar tidak lagi memberitakan nama Yesus. Tentu saja itu tidak menghentikan Petrus dan
rasul-rasul yang lain. Mereka tahu bahwa mereka harus lebih taat kepada Allah
daripada manusia.
Pertanyaan Renungan dan Aplikasi:
1. Apa yang Anda pelajari tentang penyertaan
Allah melalui cerita ini?
2. Apakah Anda setuju dengan kalimat Petrus
bahwa kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia? Ketaatan
dalam hal apa yang sebenarnya Petrus maksudkan?
3. Adakah sesuatu yang lain Anda pelajari dari
kisah ini? Apa yang Anda akan lakukan?
No comments:
Post a Comment