Kisah no. 103
Pentakosta (Kisah Rasul 2)
Murid-murid
bertekun menantikan Roh Kudus yang dijanjikan Yesus. Roh Kudus adalah PRIBADI
ketiga dari Allah Tritunggal yang dijanjikan akan turun dan tinggal dalam hidup
mereka. Sebelum Yesus naik ke sorga, sering digambarkan Roh Kudus (Roh Allah)
turun ‘menghinggapi’ tokoh-tokoh tertentu. Namun setelah tugas mereka selesai
maka Roh Allah ‘undur’ dari mereka. Janji Yesus kepada murid-murid beda.
Setelah karya keselamatan selesai dikerjakan Yesus dengan sempurna di kayu
salib, maka setiap orang yang percaya kepada-Nya akan menerima Roh Kudus yang
TINGGAL dalam hidup mereka. Mulai sejak itu Roh Kuduslah yang menuntun mereka
hidup dalam kebenaran (Yohanes 15:26). Mereka juga akan menerima kuasa untuk
menjadi saksi bagi Yesus kepada dunia (Kisah 1:8).
Sementara
murid-murid menanti penggenapan janji Yesus, hari Pentakosta semakin dekat. Pentakosta
berasal dari bahasa Yunani yang berarti lima puluh Dalam Perjanjian Lama
perayaan ini memakai nama “hari raya Tujuh Minggu”, karena perayaan ini
dilakukan tujuh minggu setelah Paskah (Ulangan 16:9-10). Pada hari raya ini
orang Yahudi merayakan berkat rohani yaitu turunnya hukum Taurat dan berkat
jasmani yaitu panen gandum. Rupanya berkat ini akan segera dialami murid-murid
dan semua orang yang telah percaya kepada Yesus. Berkat yang terutama akan
dicurahkan dalam hidup mereka, Roh Kudus. Mereka berkumpul menyatukan kerinduan
dalam doa (Kisah 1:14). Ada 120 orang yang bersekutu saat itu.
Tiba-tiba…
Turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin
keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada
mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka
masing-masing. Yang dijanjikan itu datang juga. Seperti dalam sejarah Allah
menunjukkan kehadiran-Nya dengan tanda-tanda seperti tiang api dan awan bagi
bangsa Israel di padang gurun, kali ini kehadiran Roh Kudus juga dibarengi
dengan tanda-tanda. Bunyi seperti tiupan angin yang keras dan lidah-lidah api.
Tiba-tiba…
Mereka mengalami kehadiran Allah. Tiupan angin itu
membentuk selimut yang melingkupi mereka. Kuasa Allah yang besar itu sedang
mencengkeram mereka. Lalu mereka melihat api-api dalam bentuk lidah yang ada di
atas setiap mereka. Api-api itu mulai masuk dan membakar hati mereka. Membakar
kelemahan-kelemahan hati mereka, pada saat yang sama membakar gairah hati akan
kemuliaan Allah.
Tiba-tiba…
Api itu naik dan membakar lidah
mereka. Mulailah mereka berkata-kata
tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. Penyembahan yang begitu lepas. Yang aneh namun
ajaib adalah perkataan-perkataan yang keluar itu muncul dalam berbagai bahasa.
Bahasa dari banyak negara.
Pada perayaan Pentakosta, semua orang Yahudi dari seluruh
dunia akan hadir di kota suci, Yerusalem. Apakah ini sebuah kebetulan?
Sepertinya bukan. Allah dalam kedaulatan-Nya mencurahkan Roh Kudus turun atas
hidup murid-murid untuk sebuah tujuan, yaitu berita karya keselamatan Yesus
diberitakan dari Yerusalem, Yudea, Samaria bahkan ke ujung dunia (Kisah 1:8).
Dan saat Pentakostalah, saat berkumpulnya orang dari segala bangsa. Ketika Roh
Kudus masuk dan mulai berkarya dalam diri murid-murid yang dikerjakannya adalah
memakai lidah bibir mereka untuk menceritakan kebesaran Allah kepada
bangsa-bangsa. Rupanya mereka sedang berkumpul di suatu tempat yang sepertinya
tidak jauh dari bait Allah, sehingga apa yang mereka alami terdengar oleh
penduduk dan pengunjung Yerusalem. Hebohnya lagi mereka mulai keluar
memberitakan pekerjaan Allah dengan bahasa-bahasa asing.
Orang banyak itu tercengang-cengang
dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu
orang Galilea? Bagaimana mungkin kita
masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu
bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk
Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir
dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari
Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang
Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang
perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." Kabar sukacita tentang perbuatan Allah yang
besar, yaitu karya keselamatan Yesus di kayu salib dan kebangkitan-Nya telah diberitakan ke bangsa-bangsa. Inilah
penggenapan janji akan turunnya Roh Kudus dalam hidup murid-murid dan orang
percaya.
Namun banyak juga yang menolak dan meremehkan kabar
sukacita yang jelas tersampaikan dalam bahasa berbagai bangsa itu. Sebagian
dari orang banyak itu bahkan menganggap murid-murid sedang mabuk. Tapi, tak
sedikit juga dari antara mereka yang bertanya dan ingin tahu apa arti dari
kabar yang mereka dengar itu. Di saat itulah Roh Kudus menguatkan Petrus untuk
berdiri dan mulai berkata-kata kepada orang banyak itu. Dengan hikmat dari Roh Kudus, Petrus mulai
menjelaskan apa yang sedang terjadi dari catatan di Perjanjian Lama yang
tentunya dipahami orang Yahudi. Diangkatnya nubuatan tentang tercurahnya Roh
Kudus oleh nabi Yoel (Yoel 2:28-32). Nubuatan itulah yang sedang terjadi.
Kemudian Petrus melanjutkan ceritanya tentang Yesus. Memang begitulah sifat Roh
Kudus, tidak suka berbicara tentang diri-Nya, tapi tentang Yesus (Yohanes
16:13-14).
Dengan suara lantang, Petrus menceritakan apa yang Yesus
kerjakan di kayu salib untuk menyelamatkan umat manusia. Dia bangkit untuk
membawa kemenangan bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Dikutipnya referensi
kuat dari Perjanjian Lama (Mazmur 16:8-11; 89:4,5; 110:1). Entah bagaimana
Petrus bisa menjelaskan panjang lebar dengan penuh keberanian seperti itu? Pastilah
Roh Kudus sedang berkarya dalam hidupnya. Orang banyak yang mendengar semua itu
begitu tersentak dengan perkataan-perkataan Petrus. Sudah sering mereka mendengar
ayat-ayat yang disebut Petrus. Tapi kali ini mereka jadi mengerti apa yang
dimaksudkannya. Pemahaman mereka mulai menjadi sebuah keinginan untuk mengalami
kebenaran berita firman tersebut. Mereka pun bertanya, “Apakah yang harus kami
perbuat?”. "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu
dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan
menerima karunia Roh Kudus.
Banyak dari mereka yang menerima perkataan Petrus itu memberi
diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu
jiwa. Petrus si penjala ikan itu telah diubah menjadi penjala manusia oleh
karya Roh Kudus. Rupanya bukan juga sebuah kebetulan Roh Kudus dicurahkan pada
saat Pentakosta. Orang Yahudi menjadikan hari ini menjadi ‘hari pengumpulan
hasil’ atau tuaian besar (Keluaran 23:16), dan di Pentakosta pertama setelah
Yesus bangkit, terjadi tuaian 3000 orang percaya baru. Seumpama tanaman, maka
Yesus telah menabur benih keselamatan di kayu salib, dan tiba waktunya Roh
Kudus menuainya. Dipakainya murid-murid dan semua orang percaya terlibat dalam
penuaian itu. Pentakosta adalah saat Roh Kudus berkarya. Sebuah karya penuaian
jiwa-jiwa bagi Kerajaan Allah. Dia hadir untuk menuai jiwa-jiwa.
Inilah
Pentakosta yang baru. Dimulai lima puluh
hari dari kebangkitan Yesus. Dan masih berlanjut sampai hari ini. Sampai berita
keselamatan tersiar hingga ke ujung dunia melalui lidah murid-murid-Nya.
Pertanyaan Renungan dan Aplikasi:
1. Bagaimana Anda menjelaskan peristiwa Pentakosta yang baru dengan
pemahaman Anda sendiri?
2. Sudahkah Anda mengalami Pentakosta? Ceritakanlah bagaimana
peristiwanya!
3. Berdoalah peristiwa Pentakosta itu juga dialami keluarga Anda!
4. Maukah Anda berdoa agar gereja Anda sebagai kumpulan orang
percaya benar-benar mengalami karya Roh Kudus sehingga terlibat dalam pekerjaan
penuaian jiwa-jiwa?
No comments:
Post a Comment