27 August 2015

Kisah no. 99

Ia Bangkit, Sama Seperti Yang Telah Dikatakan-Nya (Matius 28:1-15; Yohanes 20:1-15)

Setelah Yesus dikuburkan, hari sabat tiba. Murid-murid punya kesempatan untuk beristrahat, namun hati mereka susah dan penuh duka. Setelah sabat lewat pada pukul 6 sore hari sabtu, beberapa wanita pergi membeli rempah-rempah untuk dioleskan ke mayat Yesus, supaya jenazah guru yang mereka kasihi itu awet. Keesokan harinya, pagi-pagi bernar, mereka bersama-sama pergi ke kubur Yesus. Nama-nama mereka adalah Maria istri Kleopas, Salome, Yohana dan Maria Magdalena, perempuan yang dilepaskan Yesus dari tujuh setan (Lukas 8:2). Sesampainya di sana, mereka sangat terkejut. Batu penutup kubur Yesus terguling. Kubur terbuka. Mereka curiga jangan-jangan ada orang yang mencuri tubuh Yesus. Mereka membagi tugas, Maria Magdalena disuruh kembali mengabarkan itu kepada murid-murid. Sementara tiga yang lain berjalan terus untuk memeriksa apa yang terjadi.
                Mereka tidak tahu, bahwa pagi-pagi benar sebelum mereka datang telah terjadi gempa bumi. Ketika Yesus mati bumi bergerak karena dukacita, kali ini bumi pun bergerak karena sukacita kebangkitan Rajanya. Tentara Romawi yang diperintahkan menjaga kubur itu sangat ketakutan. Tak berhenti sampai di situ, tiba-tiba muncul cahaya seterang kilat di depan mereka, dan sosok malaikat menghampiri mereka. Tanpa berpikir dua kali, mereka kabur. Malaikat itu menggulingkan batu besar penutup kubur Yesus. Lalu duduk di atasnya. Sesaat kemudian, Yesus keluar dari kuburan itu. Dia hidup. Maut telah dikalahkan-Nya. Raja itu hidup kembali.
                Dengan perasaan sedih bercampur penasaran, masuklah ketiga perempuan itu ke dalam kubur. Benar. Tidak dilihatnya tubuh Yesus di sana. Kubur itu kosong. Mereka panik. Segera mereka beranjak keluar hendak menyampaikan kabar itu. Namun, tiba-tibadua sosok malaikat dalam wujud seorang laki-laki muda dengan jubah putih berkilauan cahaya menampakkan diri di depan mereka. Mereka ketakutan dan tidak berani memandang dua malaikat itu. "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya”, kata malaikat. Ya benar. Yesus berkali-kali menceritakan tentang kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Bagaimana mungkin mereka bisa melupakannya? Mereka begitu dirundung duka sehingga tidak mampu mengingat apa yang Yesus katakan. Itulah kecenderungan manusia tidak mampu mengingat janji Tuhan di kala masalah berat menerpa. Malaikat menyuruh mereka pergi ke Galilea. Di sana banyak yang mengenal dan mengikut Yesus. Mereka perlu mendengar kabar sukacita kebangkitan Yesus.
                Sementara itu Petrus dan Yohanes yang diberitahu Maria Magdalena bahwa tubuh Yesus telah dicuri, segera berlari ke kubur. Tubuh Yesus tidak ada di sana. Tapi pikiran mereka tahu, bukan pencuri pelakunya. Jangan-jangan. Yohanes menyadarkan Petrus. Ia bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya selama ini. Rupanya selama ini mereka telah mendengar janji kebangkitan Yesus, namun mereka melupakannya. Banyak orang mendengar janji Tuhan tidak dengan sepenuh hati dan akhirnya melupakannya. Segera mereka bergegas kembali ke Yerusalem. Mereka bagi tugas untuk mengabarkan ke murid-murid yang lain, khususnya kepada Maria, ibu Yesus.
Maria Magdalena yang belum tahu apa yang sebenarnya terjadi, pergi ke kubur. Kemungkinan besar, dia tidak bertemu dengan rombongan-rombongan sebelumnya. Di kubur yang kosong itu, tangisnya pecah. Tiba-tiba malaikat yang menemui rombongan pertama, menampakkan diri kepada Maria. “Mengapa ibu menangis?”, tanya mereka. “Tuhanku telah dicuri orang”, jawab Maria. Rupanya air mata dan hati yang berduka telah menghalangi Maria melihat kedua orang itu adalah malaikat. Sesaat kemudian ada seseorang yang berjalan masuk ke kubur, berdiri tepat di belakang Maria. Maria menoleh. Tampak seorang lelaki. IA bertanya, “Mengapa ibu menangis?”. Maria pikir laki-laki itu adalah juru kunci kuburan. “Tuan, kalau tuan yang mengambil jasad dari guruku, katakan di mana engkau menyimpannya”, ratap Maria.
“Maria!”, suara laki-laki menyadarkannya. Suara itu akrab di telinganya. Diperhatikannya betul-betul laki-laki itu. “Rabuni (guru)”, jeritnya. Itu Yesus. Dia berlari hendak memegang Yesus. “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Sukacita melimpah di hati Maria. Segera dia pergi mencari murid-murid yang telah dikumpulkan Petrus dan Yohanes. Aku telah melihat Yesus. Ia telah BANGKIT, sama seperti yang telah dikatakan-Nya.
               
Pertanyaan Renungan dan Aplikasi:
1.       Apa makna kebangkitan Yesus untuk Anda? Bacalah 1 Petrus 1:3.
2.       Bagaimana Anda merespon kebanaran bahwa peristiwa kebangkitan terjadi sama seperti yang telah dikatakan Yesus ? Apa yang Anda akan lakukan?
3.       Carilah 2-3 orang untuk menceritakan peristiwa kebangkitan Yesus!





No comments:

Post a Comment