Kisah no. 99
Ia Bangkit, Sama Seperti Yang Telah Dikatakan-Nya
(Matius 28:1-15; Yohanes 20:1-15)
Setelah Yesus dikuburkan, hari sabat tiba.
Murid-murid punya kesempatan untuk beristrahat, namun hati mereka susah dan
penuh duka. Setelah sabat lewat pada pukul 6 sore hari sabtu, beberapa wanita
pergi membeli rempah-rempah untuk dioleskan ke mayat Yesus, supaya jenazah guru
yang mereka kasihi itu awet. Keesokan harinya, pagi-pagi bernar, mereka
bersama-sama pergi ke kubur Yesus. Nama-nama mereka adalah Maria istri Kleopas,
Salome, Yohana dan Maria Magdalena, perempuan yang dilepaskan Yesus dari tujuh
setan (Lukas 8:2). Sesampainya di sana, mereka sangat terkejut. Batu penutup
kubur Yesus terguling. Kubur terbuka. Mereka curiga jangan-jangan ada orang
yang mencuri tubuh Yesus. Mereka membagi tugas, Maria Magdalena disuruh kembali
mengabarkan itu kepada murid-murid. Sementara tiga yang lain berjalan terus
untuk memeriksa apa yang terjadi.
Mereka
tidak tahu, bahwa pagi-pagi benar sebelum mereka datang telah terjadi gempa
bumi. Ketika Yesus mati bumi bergerak karena dukacita, kali ini bumi pun
bergerak karena sukacita kebangkitan Rajanya. Tentara Romawi yang diperintahkan
menjaga kubur itu sangat ketakutan. Tak berhenti sampai di situ, tiba-tiba
muncul cahaya seterang kilat di depan mereka, dan sosok malaikat menghampiri
mereka. Tanpa berpikir dua kali, mereka kabur. Malaikat itu menggulingkan batu
besar penutup kubur Yesus. Lalu duduk di atasnya. Sesaat kemudian, Yesus keluar
dari kuburan itu. Dia hidup. Maut telah dikalahkan-Nya. Raja itu hidup kembali.
Dengan
perasaan sedih bercampur penasaran, masuklah ketiga perempuan itu ke dalam
kubur. Benar. Tidak dilihatnya tubuh Yesus di sana. Kubur itu kosong. Mereka
panik. Segera mereka beranjak keluar hendak menyampaikan kabar itu. Namun,
tiba-tibadua sosok malaikat dalam wujud seorang laki-laki muda dengan jubah
putih berkilauan cahaya menampakkan diri di depan mereka. Mereka ketakutan dan
tidak berani memandang dua malaikat itu. "Janganlah kamu takut; sebab aku
tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang
telah dikatakan-Nya”, kata malaikat. Ya benar. Yesus berkali-kali
menceritakan tentang kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Bagaimana mungkin mereka
bisa melupakannya? Mereka begitu dirundung duka sehingga tidak mampu mengingat
apa yang Yesus katakan. Itulah kecenderungan manusia tidak mampu mengingat
janji Tuhan di kala masalah berat menerpa. Malaikat menyuruh mereka pergi ke
Galilea. Di sana banyak yang mengenal dan mengikut Yesus. Mereka perlu
mendengar kabar sukacita kebangkitan Yesus.
Sementara
itu Petrus dan Yohanes yang diberitahu Maria Magdalena bahwa tubuh Yesus telah
dicuri, segera berlari ke kubur. Tubuh Yesus tidak ada di sana. Tapi pikiran
mereka tahu, bukan pencuri pelakunya. Jangan-jangan. Yohanes menyadarkan Petrus.
Ia bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya selama ini. Rupanya selama
ini mereka telah mendengar janji kebangkitan Yesus, namun mereka melupakannya. Banyak orang mendengar janji Tuhan tidak
dengan sepenuh hati dan akhirnya melupakannya. Segera mereka bergegas
kembali ke Yerusalem. Mereka bagi tugas untuk mengabarkan ke murid-murid yang
lain, khususnya kepada Maria, ibu Yesus.
Maria Magdalena yang belum tahu apa
yang sebenarnya terjadi, pergi ke kubur. Kemungkinan besar, dia tidak bertemu
dengan rombongan-rombongan sebelumnya. Di kubur yang kosong itu, tangisnya
pecah. Tiba-tiba malaikat yang menemui rombongan pertama, menampakkan diri
kepada Maria. “Mengapa ibu menangis?”, tanya mereka. “Tuhanku telah dicuri
orang”, jawab Maria. Rupanya air mata dan hati yang berduka telah menghalangi Maria
melihat kedua orang itu adalah malaikat. Sesaat kemudian ada seseorang yang
berjalan masuk ke kubur, berdiri tepat di belakang Maria. Maria menoleh. Tampak
seorang lelaki. IA bertanya, “Mengapa ibu menangis?”. Maria pikir laki-laki itu
adalah juru kunci kuburan. “Tuan, kalau tuan yang mengambil jasad dari guruku,
katakan di mana engkau menyimpannya”, ratap Maria.
“Maria!”, suara laki-laki menyadarkannya.
Suara itu akrab di telinganya. Diperhatikannya betul-betul laki-laki itu. “Rabuni
(guru)”, jeritnya. Itu Yesus. Dia berlari hendak memegang Yesus. “Janganlah
engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada
saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada
Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Sukacita melimpah di
hati Maria. Segera dia pergi mencari murid-murid yang telah dikumpulkan Petrus dan
Yohanes. Aku telah melihat Yesus. Ia telah BANGKIT, sama seperti yang telah
dikatakan-Nya.
Pertanyaan
Renungan dan Aplikasi:
1. Apa makna kebangkitan
Yesus untuk Anda? Bacalah 1 Petrus 1:3.
2. Bagaimana
Anda merespon kebanaran bahwa peristiwa kebangkitan terjadi sama seperti yang telah dikatakan Yesus
? Apa yang Anda akan lakukan?
3. Carilah 2-3
orang untuk menceritakan peristiwa kebangkitan Yesus!
No comments:
Post a Comment