Kisah no. 100
Yesus Menampakakan Diri Di Jalan Menuju
Emaus (Lukas
24:13-35)
Kleopas, suami Maria sedang dalam perjalanan
ke Emaus dengan temannya. Kota itu berjarak lebih kurang 11km dari Yerusalem.
Sepanjang perjalanan itu mereka memperbincangkan kabar-kabar terbaru seputar
kematian Yesus. Dulu mereka sama seperti kebanyakan orang mengharapkan Yesus
datang sebagai Mesias pembebas bangsa mereka dari penjajahan. Tapi tak
disangka, Yesus malah mati dihukum. Kecewalah mereka. Tapi beberapa perempuan
termasuk Maria yang berencana meminyaki tubuh Yesus di kubur, tidak menemukan
Yesus. Mereka juga mendengar bahwa perempuan-perempuan itu bertemu malaikat
yang memberi tahu bahwa Yesus sudah hidup. Begitu juga kabar dari Petrus dan
Yohanes. Namun sampai sekarang tidak tahu di mana Yesus berada. Bingung sekali
mereka, antara percaya dan tidak percaya.
Di
tengah hangatnya perbincangan mereka, seorang laki-laki menghampiri mereka. Laki-laki
asing itu nampak sangat tertarik dengan perbincangan mereka. Dia adalah Yesus.
Tapi mereka tidak mengenali-Nya. Lalu Kleopas coba menjelaskan berita-berita
yang sedang beredar belakangan ini di seluruh Yerusalem. Mereka juga
terheran-heran bagaimana orang itu tidak tahu berita yang sedang jadi buah
bibir itu. Yesus kelihatan tidak tertarik dengan berita yang mereka sampaikan.
Dia justru mempertanyakan mengapa Kleopas dan temannya tidak bisa menerima
kebenaran bahwa Mesias itu harus menderita, mati disalib, baru sesudah itu Dia bangkit
membawa kemuliaan. Yesus lebih tertarik
membahas apa yang diajarkan kitab suci. Bagi dia sangat penting agar Kleopas
dan temannya bisa memahami yang telah dikatakan dalam kitab suci. Seseorang
yang mata rohaninya tertutup tidak sanggup melihat dan mengenali kehadiran
Yesus. Yesus menyebutnya sebagai tanda kebodohan dan hati yang tidak percaya.
Dia mengingatkan
mereka bahwa nabi-nabi Allah di masa lalu juga mengalami sengsara. Musa dan
nabi-nabi menderita karena dosa bangsanya. Dan mereka juga telah menubuatkan
kehadiran Mesias yang akan datang, menderita karena dosa umatnya, namun akan
bangkit dan dipermuliakan. Kleopas dan temannya pernah mendengar semua itu,
tapi tidaklah jelas maksudnya bagi mereka. Ketika Yesus menjelaskan, terbukalah
pengertian mereka. Mesias harus menderita untuk menebus dosa dunia. Tapi Dia juga
akan bangkit. Pengajaran itu begitu menggugah mereka, sampai tidak terasa
sampailah mereka di Emaus. Ketika Yesus ingin menlanjutkan perjalanan, mereka
menahannya. Selain mereka ingin menjamunya, sangat baik kalau dia tinggal dan meneruskan
pengajarannya. Mereka seperti dibawa menikmati pengajaran Guru mereka, Yesus.
Masuklah
mereka ke rumah. Belum lagi mereka menyiapkan perjamuan. Laki-laki itu
mengambil roti, lalu memecah-mecahkannya. Bukanlah tindakan yang kebetulan. Karena
ketika mereka melihatnya, terbukalah mata mereka bahwa laki-laki di hadapan
mereka adalah Yesus. Kerap kali mereka melihat Yesus melakukannya, dengan cara
itu. Belum sempat mereka berkata-kata, Yesus hilang dari hadapan mereka. Tertegunlah
mereka. Heran. Bagaimana mungkin mereka tidak mengenali. Padahal mereka
sebenarnya bisa merasakan gelora di hati mereka saat Yesus mengajak mereka
bercakap-cakap. Kata Kleopas, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia
berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada
kita?”. Mereka pun memutuskan tidak jadi tinggal di Emaus, kembali ke Yerusalem
untuk menceritakan kepada murid-murid yang lain.
Pertanyaan Renungan dan Aplikasi:
1. Apa
yang menghalangi mereka tidak bisa mengenali kehadiran Yesus? Apa yang sering menghalangi Anda untuk bisa mengenali kehadiran Yesus?
2. Mengapa Yesus
tidak menyatakan dirinya secara fisik kepada mereka di tengah perjalanan?
Justru mengajar mereka tentang kitab suci?
3. Seberapa
penting firman Tuhan bagi perjalanan kekristenan kita? (bandingkan Ibrani 4:12;
Mazmur 119:105)
4. Pernahkah Anda
membaca firman Tuhan dan tidak bisa memahaminya? Berdoalah dan minta agar Tuhan
lewat Roh Kudusnya membimbing Anda mengerti arti firman tersebut.
No comments:
Post a Comment