Kisah no. 87
Yesus dimuliakan Tatkala Lazarus
dibangkitkan (Yohanes
11:1-44)
Entah
apa perasaan orang yang melihat kakaknya yang sudah meninggal hidup kembali. Maria
dan Martha mengalami keajaiban itu. Mereka adalah adik dari Lazarus. Kakak
beradik ini tinggal di Betania, di daerah Yudea, lebih kurang berjarak 3 km
dari Yerusalem. Mereka adalah sahabat yang dikasihi Yesus, berbeda dengan
kebanyakan orang di sana yang menolak Yesus. Maria sendiri pernah meminyaki kaki Yesus
karena kasihnya kepada Yesus. Satu kali terdengar Yesus kabar tentang Lazarus
yang sedang sakit keras. Waktu itu Yesus sedang ada di Betabara, paling cepat
satu setengah hari perjalanan dari Betania. Mendengar kabar itu bukannya segera
ke Betania, Yesus justru sengaja tinggal di sana. Rupanya Yesus sudah tahu apa
yang akan terjadi melalui sakitnya Lazarus. Yesus mengatakan kepada
murid-murid-Nya bahwa lewat peristiwa ini Yesus akan dimuliakan. Sengaja
menunda padahal Dia bisa segera datang menolong. Itu dilakukan-Nya dengan satu
tujuan agar kemuliaan Allah dinyatakan melalui Yesus. Kehidupan yang bahagia bukan ditentukan dari ukuran kesehatan, kekayaan
dan kenyamanan, namun ketika kemuliaan Allah dinyatakan dalam hidup seseorang
dan dia bisa menikmati Allah sebagai yang terutama.
Setelah
lewat 2 hari, tiba-tiba Yesus mengajak murid-murid-Nya ke Betania. Terkejutlah
mereka dan rasa takut muncul di hati mereka. Mereka meminta Yesus berpikir
ulang. Terbayang di benak mereka penduduk Yudea yang tidak senang kepada
mereka. Bahkan Tomas dengan nada pasrah berkata, “Marilah kita pergi untuk mati
bersama-sama dengan Dia”. Yesus menjawab keraguan mereka dengan mengajukan
sebuah pertanyaan, “Bukankah dua belas jam dalam satu hari? Siapa berjalan pada
siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini.” Yesus
sedang menjelaskan bahwa Allah selalu tepat waktu dalam menyelesaikan
rencana-Nya. Jika satu hari berisi 12 jam, maka akan berjalan seperti itu,
tidak ada seorangpun yang bisa mempercepatnya. Demikian
juga waktu dan pekerjaan Allah selalu tepat dalam kehidupan umat-Nya. Yesus
sedang meyakinkan murid-murid-Nya bahwa perjalanan ini belum menjadi waktu
kematian-Nya. Masih siang, masih saatnya bekerja menyatakan kemuliaan Allah.
Lalu
dengan terus terang Yesus juga menceritakan apa yang Dia tahu, bahwa sekarang
Lazarus sudah mati. Dan itu baik. Yesus tidak ada di sana waktu Lazarus mati.
Itu baik. Baik untuk murid-murid-Nya. Mereka akan melihat pekerjaan besar yang
akan Yesus lakukan supaya di tengah tantangan yang mereka alami saat itu, mereka
dikuatkan dan menjadi percaya. Itulah sifat pekerjaan Allah. Berangkatlah
mereka ke Betania. Waktu mereka tiba di Betania, sudah 4 hari lamanya Lazarus
meninggal dan dikuburkan. Mendengar kabar kedatangan Yesus, Marta segera
berlari menghampiri Dia. Marta menceritakan apa yang terjadi dengan nada
menyesal dan sedikit menyalahkan, karena dia percaya jika Yesus hadir saat
Lazarus sakit, maka kakaknya itu tidak akan sampai mati. “Kakakmu akan
bangkit”, sergah Yesus. Terkejut mendengar jawaban Yesus, Marta ingat akan
keyakinan Yahudi bahwa memang suatu saat semua yang mati akan dibangkitkan pada
waktu akhir jaman.
Marta sedang mempertanyakan kasih
Yesus kepada Lazarus. Seandainya Yesus tidak terlambat. Keraguan itu
dijawab Yesus dengan menyatakan sebuah KEBENARAN
yang penting tentang diri-Nya, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang
hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.” “Marta, yang
kau ingat benar bahwa mereka yang akan mati akan dibangkitkan pada waktunya
nanti, dan sekranglah waktunya kebangkitan itu terjadi. Kebangkitan itu adalah
karya seorang Mesias. Dan Akulah Mesias itu. Ingatlah akan dua karya kebangkitan yang dikerjakan Mesias
untuk mereka yang PERCAYA kepada Ku. Pertama,
mereka akan hidup walau sudah mati, ini untuk Lazarus. Kedua, mereka yang hidup dan PERCAYA kepada Ku, akan hidup
selama-lamanya, dan ini untuk engkau Marta.
Ini adalah cara Yesus meluruskan
hati dan pikiran Marta supaya dia tidak lagi mempertanyakan kasih Yesus kepada
mereka. Dia akan bangkitkan Lazarus karena Dia mengasihi Lazarus. Tapi Dia juga
akan membuat Marta untuk tidak mengalami kematian, supaya dapat menikmati
persekutuan yang abadi dengan Dia. Inilah pengertian yang dalam tentang
kematian jasmani bagi orang percaya. Tubuh jasmani kembali ke debu tanah, namun
roh kembali dan tinggal bersama Allah dalam kekekalan. Di awal-awal Yesus
menyebutnya ‘tertidur’. Karya kebangkitan itu bersumber dari kasih Allah yang
tidak ingin terpisah dari umat-Nya. Janganlah kasih itu dipertanyakan. “Marta,
percayakah engkau akan hal ini?”. Antara yakin dan bingung, Marta menganggukan
kepalanya.
Pertanyaan kedua tentang kasih
Yesus muncul dari mulut Maria. Ketika dia tahu Yesus datang, pergilah ia
menemui Yesus dengan berurai air mata. Hanya satu kalimat pendek yang sanggup
terucap dari mulutnya, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti
tidak mati”. Kepedihan hati tak terperikan seraya bertanya kemana Engkau, Yesus,
waktu kami membutuhkanmu. Kali ini pertanyaan itu tidak berupa kalimat panjang
namun diwakili sedu sedan Maria dan rombongan yang mengiringinya. Yesus pun tak
merespon dengan kalimat-kalimat jawaban. Dia minta diantar ke kubur. Dalam
perjalanan itu menangislah Yesus. Hati-Nya hancur dengan penderitaan yang
dialami Maria dan Marta. Namun hati-Nya juga hancur saat kasih-Nya yang
melimpah sedang dipertanyakan. Yohanes menuliskan bahwa hati Yesus masygul. Kata yang dia pakai tidaklah menggambarkan
sebuah suasana hati yang positif. Kata masygul menggambarkan suasana hati Yesus
yang terganggu dengan ketidakpercayaan mereka.
Tak berhenti di mulut Marta dan Maria,
pertanyaan-pertanyaan tentang kasih Yesus juga terucap dari mulut orang banyak yang
menyertai mereka. "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia
bertindak, sehingga orang ini tidak mati?". Mendengar itu kembali hati Yesus
sangat masygul. Kali dia tidak merespon dengan perkataan penuh kebenaran
tentang siapa Dia sesungguh-Nya. Tidak juga merespon dengan emosi-Nya. Namun dengan
sebuah aksi yang ajaib. Sesampainya rombongan itu di depan kubur Lazarus. Yesus
berujar, “Angkat batu itu”. Yang Dia maksud adalah batu penutup kubur Lazarus.
Marta berusaha menghentikan-Nya. Lazarus sudah mati empat hari. Untuk apa lagi
Yesus menyuruh orang-orang membuka kuburnya. Pasti sudah bau. Dengan tegas
Yesus berkata kepda Marta, “Bukankah sudah aku katakan kepadamu: Jikalau engkau
percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?". Lalu Yesus menengadah ke
atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau
telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa
Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di
sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku."
Sesudah berkata demikian,
berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!". Ajaib!
Mujizat terjadi. Lazarus yang telah mati selama 4 hari itu datang ke luar, kaki
dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain
peluh. Yesus meminta orang-orang menolong melepaska semua itu. Nyata benar di
hadapan mereka Lazarus yang telah meninggal bangkit kembali. Mereka tercengang
dengan apa yang Yesus lakukan. Dan tepat seperti yang Yesus katakan kepada murid-murid-Nya,
bahwa peristiwa ini akan membawa kemuliaan bagi Allah. Banyak dari antara orang
banyak yang menyaksikan pekerjaan Yesus menjadi percaya kepada-Nya. Lazarus adalah
gambaran dari karya kebangkitan Yesus yang disediakan bagi setiap orang yang
percaya kepada-Nya. Sekaligus menjadi peringatan bahwa tidak ada yang bisa
dibandingkan dengan kasih-Nya. Sekaligus tidak ada yang dapat memisahkan
seorangpun yang dikasihi-Nya dari Dia. Ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai
dengan pemahaman seseorang, hendaklah dia tidak sekali-kali mempertanyakan
kasih dan keberadaan Allah. Dia dalam kemahatahuan-Nya sangat paham kapan harus
bertindak menyatakan kasih dan kuasa-Nya. Dan semuanya itu terjadi agar Allah
dimuliakan
Pertanyaan
Renungan dan Aplikasi:
1. Apa yang Anda
mengerti tentang Allah ketika membaca kisah di atas?
2. Setujukah Anda dengan
pernyataan bahwa seseorang akan memuliakan Allah ketika dia bisa menikmati hidup
bersama Allah? Jika setuju, pikirkan bagaimana kebenaran itu bisa diterapkan
dalam keluarga, pelayanan, pekerjaan, sekolah, pertemanan dan semua aspek hidup
Anda!
3. Apa arti Yesus adalah
kebangkitan dan hidup bagi Anda secara pribadi?
4. Pernahkah Anda mengasihi
seseorang dengan sungguh-sungguh, namun sepertinya kasih Anda itu diragukan?
Apa respon Anda?
5. Apa yang Anda akan
lakukan untuk memiliki kepekaan melihat kasih Allah dinyatakan ketika suatu
saat nanti Anda sedang ada dalam suasana yang menyedihkan?
Sumber:
1.
Alkitab, LAI.
2.
Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 87.
3.
Sejarah Kerajaan Allah 2.
4.
http://www.desiringgod.org/sermons/jesus-is-the-resurrection-and-the-life
No comments:
Post a Comment