02 January 2015

Kisah no. 87 
Yesus dimuliakan Tatkala Lazarus dibangkitkan (Yohanes 11:1-44)
          
   
Entah apa perasaan orang yang melihat kakaknya yang sudah meninggal hidup kembali. Maria dan Martha mengalami keajaiban itu. Mereka adalah adik dari Lazarus. Kakak beradik ini tinggal di Betania, di daerah Yudea, lebih kurang berjarak 3 km dari Yerusalem. Mereka adalah sahabat yang dikasihi Yesus, berbeda dengan kebanyakan orang di sana yang menolak Yesus.  Maria sendiri pernah meminyaki kaki Yesus karena kasihnya kepada Yesus. Satu kali terdengar Yesus kabar tentang Lazarus yang sedang sakit keras. Waktu itu Yesus sedang ada di Betabara, paling cepat satu setengah hari perjalanan dari Betania. Mendengar kabar itu bukannya segera ke Betania, Yesus justru sengaja tinggal di sana. Rupanya Yesus sudah tahu apa yang akan terjadi melalui sakitnya Lazarus. Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa lewat peristiwa ini Yesus akan dimuliakan. Sengaja menunda padahal Dia bisa segera datang menolong. Itu dilakukan-Nya dengan satu tujuan agar kemuliaan Allah dinyatakan melalui Yesus. Kehidupan yang bahagia bukan ditentukan dari ukuran kesehatan, kekayaan dan kenyamanan, namun ketika kemuliaan Allah dinyatakan dalam hidup seseorang dan dia bisa menikmati Allah sebagai yang terutama.
                Setelah lewat 2 hari, tiba-tiba Yesus mengajak murid-murid-Nya ke Betania. Terkejutlah mereka dan rasa takut muncul di hati mereka. Mereka meminta Yesus berpikir ulang. Terbayang di benak mereka penduduk Yudea yang tidak senang kepada mereka. Bahkan Tomas dengan nada pasrah berkata, “Marilah kita pergi untuk mati bersama-sama dengan Dia”. Yesus menjawab keraguan mereka dengan mengajukan sebuah pertanyaan, “Bukankah dua belas jam dalam satu hari? Siapa berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini.” Yesus sedang menjelaskan bahwa Allah selalu tepat waktu dalam menyelesaikan rencana-Nya. Jika satu hari berisi 12 jam, maka akan berjalan seperti itu, tidak ada seorangpun yang bisa mempercepatnya.  Demikian juga waktu dan pekerjaan Allah selalu tepat dalam kehidupan umat-Nya. Yesus sedang meyakinkan murid-murid-Nya bahwa perjalanan ini belum menjadi waktu kematian-Nya. Masih siang, masih saatnya bekerja menyatakan kemuliaan Allah.
                Lalu dengan terus terang Yesus juga menceritakan apa yang Dia tahu, bahwa sekarang Lazarus sudah mati. Dan itu baik. Yesus tidak ada di sana waktu Lazarus mati. Itu baik. Baik untuk murid-murid-Nya. Mereka akan melihat pekerjaan besar yang akan Yesus lakukan supaya di tengah tantangan yang mereka alami saat itu, mereka dikuatkan dan menjadi percaya. Itulah sifat pekerjaan Allah. Berangkatlah mereka ke Betania. Waktu mereka tiba di Betania, sudah 4 hari lamanya Lazarus meninggal dan dikuburkan. Mendengar kabar kedatangan Yesus, Marta segera berlari menghampiri Dia. Marta menceritakan apa yang terjadi dengan nada menyesal dan sedikit menyalahkan, karena dia percaya jika Yesus hadir saat Lazarus sakit, maka kakaknya itu tidak akan sampai mati. “Kakakmu akan bangkit”, sergah Yesus. Terkejut mendengar jawaban Yesus, Marta ingat akan keyakinan Yahudi bahwa memang suatu saat semua yang mati akan dibangkitkan pada waktu akhir jaman.
Marta sedang mempertanyakan kasih Yesus kepada Lazarus. Seandainya Yesus tidak terlambat. Keraguan itu dijawab  Yesus dengan menyatakan sebuah KEBENARAN yang penting tentang diri-Nya, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.” “Marta, yang kau ingat benar bahwa mereka yang akan mati akan dibangkitkan pada waktunya nanti, dan sekranglah waktunya kebangkitan itu terjadi. Kebangkitan itu adalah karya seorang Mesias. Dan Akulah Mesias itu. Ingatlah akan  dua karya kebangkitan yang dikerjakan Mesias untuk mereka yang PERCAYA kepada Ku. Pertama, mereka akan hidup walau sudah mati, ini untuk Lazarus. Kedua, mereka yang hidup dan PERCAYA kepada Ku, akan hidup selama-lamanya, dan ini untuk engkau Marta.
Ini adalah cara Yesus meluruskan hati dan pikiran Marta supaya dia tidak lagi mempertanyakan kasih Yesus kepada mereka. Dia akan bangkitkan Lazarus karena Dia mengasihi Lazarus. Tapi Dia juga akan membuat Marta untuk tidak mengalami kematian, supaya dapat menikmati persekutuan yang abadi dengan Dia. Inilah pengertian yang dalam tentang kematian jasmani bagi orang percaya. Tubuh jasmani kembali ke debu tanah, namun roh kembali dan tinggal bersama Allah dalam kekekalan. Di awal-awal Yesus menyebutnya ‘tertidur’. Karya kebangkitan itu bersumber dari kasih Allah yang tidak ingin terpisah dari umat-Nya. Janganlah kasih itu dipertanyakan. “Marta, percayakah engkau akan hal ini?”. Antara yakin dan bingung, Marta menganggukan kepalanya.
Pertanyaan kedua tentang kasih Yesus muncul dari mulut Maria. Ketika dia tahu Yesus datang, pergilah ia menemui Yesus dengan berurai air mata. Hanya satu kalimat pendek yang sanggup terucap dari mulutnya, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati”. Kepedihan hati tak terperikan seraya bertanya kemana Engkau, Yesus, waktu kami membutuhkanmu. Kali ini pertanyaan itu tidak berupa kalimat panjang namun diwakili sedu sedan Maria dan rombongan yang mengiringinya. Yesus pun tak merespon dengan kalimat-kalimat jawaban. Dia minta diantar ke kubur. Dalam perjalanan itu menangislah Yesus. Hati-Nya hancur dengan penderitaan yang dialami Maria dan Marta. Namun hati-Nya juga hancur saat kasih-Nya yang melimpah sedang dipertanyakan. Yohanes menuliskan bahwa hati Yesus masygul.  Kata yang dia pakai tidaklah menggambarkan sebuah suasana hati yang positif. Kata masygul menggambarkan suasana hati Yesus yang terganggu dengan ketidakpercayaan mereka.
Tak berhenti di mulut Marta dan Maria, pertanyaan-pertanyaan tentang kasih Yesus juga terucap dari mulut orang banyak yang menyertai mereka. "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?". Mendengar itu kembali hati Yesus sangat masygul. Kali dia tidak merespon dengan perkataan penuh kebenaran tentang siapa Dia sesungguh-Nya. Tidak juga merespon dengan emosi-Nya. Namun dengan sebuah aksi yang ajaib. Sesampainya rombongan itu di depan kubur Lazarus. Yesus berujar, “Angkat batu itu”. Yang Dia maksud adalah batu penutup kubur Lazarus. Marta berusaha menghentikan-Nya. Lazarus sudah mati empat hari. Untuk apa lagi Yesus menyuruh orang-orang membuka kuburnya. Pasti sudah bau. Dengan tegas Yesus berkata kepda Marta, “Bukankah sudah aku katakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?". Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.  Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
Sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!". Ajaib! Mujizat terjadi. Lazarus yang telah mati selama 4 hari itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Yesus meminta orang-orang menolong melepaska semua itu. Nyata benar di hadapan mereka Lazarus yang telah meninggal bangkit kembali. Mereka tercengang dengan apa yang Yesus lakukan. Dan tepat seperti yang Yesus katakan kepada murid-murid-Nya, bahwa peristiwa ini akan membawa kemuliaan bagi Allah. Banyak dari antara orang banyak yang menyaksikan pekerjaan Yesus menjadi percaya kepada-Nya. Lazarus adalah gambaran dari karya kebangkitan Yesus yang disediakan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Sekaligus menjadi peringatan bahwa tidak ada yang bisa dibandingkan dengan kasih-Nya. Sekaligus tidak ada yang dapat memisahkan seorangpun yang dikasihi-Nya dari Dia. Ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan pemahaman seseorang, hendaklah dia tidak sekali-kali mempertanyakan kasih dan keberadaan Allah. Dia dalam kemahatahuan-Nya sangat paham kapan harus bertindak menyatakan kasih dan kuasa-Nya. Dan semuanya itu terjadi agar Allah dimuliakan

Pertanyaan Renungan dan Aplikasi:
1.       Apa yang Anda mengerti tentang Allah ketika membaca kisah di atas?
2.       Setujukah Anda dengan pernyataan bahwa seseorang akan memuliakan Allah ketika dia bisa menikmati hidup bersama Allah? Jika setuju, pikirkan bagaimana kebenaran itu bisa diterapkan dalam keluarga, pelayanan, pekerjaan, sekolah, pertemanan dan semua aspek hidup Anda!
3.       Apa arti Yesus adalah kebangkitan dan hidup bagi Anda secara pribadi?
4.       Pernahkah Anda mengasihi seseorang dengan sungguh-sungguh, namun sepertinya kasih Anda itu diragukan? Apa respon Anda?
5.       Apa yang Anda akan lakukan untuk memiliki kepekaan melihat kasih Allah dinyatakan ketika suatu saat nanti Anda sedang ada dalam suasana yang menyedihkan?

Sumber:
1.       Alkitab, LAI.
2.       Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 87.
3.       Sejarah Kerajaan Allah 2.

4.       http://www.desiringgod.org/sermons/jesus-is-the-resurrection-and-the-life

No comments:

Post a Comment