Kisah
no. 69
Yesus mencengangkan Ahli Taurat di
rumah Bapa-Nya (Lukas 2:41-52)
Tidak
banyak kisah tentang masa kecil Yesus. Hanya satu kisah yang dicatat oleh Lukas,
itupun merupakan penggalan kisah pendek. Jika dibandingkan dengan dongeng-dongeng
yang beredar tentang masa kecil Yesus seperti misalnya Dia membuat burung dari
tanah liat, maka kisah yang diceritakan Lukas ini kalah spektakular. Namun
tentunya Lukas punya maksud tertentu saat mengisahkannya.
Kejadian
ini terjadi saat Yesus berusia 12 tahun. Dalam budaya Yahudi anak yang berusia
12 tahun biasa disebut sebagai ‘anak Taurat’. Inilah waktu peralihan dari masa
kanak-kanak menuju masa dewasa. Mereka mulai meiliki hak dan kewajiban yang
juga dimiliki seorang dewasa. Khususnya dalam urusan keagamaan, mereka sudah
diijinkan untuk melibatkan diri dalam upacara-upacara keagamaan secara mandiri.
Seperti lazimnya orang Israel pergi ke Yerusalem tiap tahun untuk merayakan Paskah,
maka Yusuf dan Maria pun pergi ke sana. Mereka bergabung dengan rombongan besar
dari Nazaret. Yesus ikut serta dalam rombongan itu.
Yerusalem
penuh dengan orang-orang dari seluruh penjuru Israel pada waktu itu. Paskah sendiri
dirayakan selama seminggu. Namun tiga hari pertamalah yang terpenting. Itulah
waktu-waktu upacara yang terpenting, sedang sisanya adalah hari-hari yang
bersifat perayaan. Paskah itu seperti perayaan hari kemerdekaan bagi bangsa
Israel. Mereka memperingati keluarnya mereka dari perbudakan Mesir karena
pertolongan Allah yang ajaib. Biasanya tidak semua orang akan tinggal terus
selama seminggu. Setelah tiga hari yang penting, mereka akan pulang
meninggalkan Yerusalem. Sepertinya Yusuf dan Maria memtuskan untuk segera
pulang setelah ikut upacara penting selama tiga hari itu. Kembalilah mereka ke
Nazaret bersama beberapa orang yang juga memutuskan untuk kembali. Mereka tidak
sadar bahwa Yesus tidak turut serta dalam kepulangan itu. Mereka pikir Yesus ada
di antara orang banyak itu. Setelah sehari perjalanan barulah mereka sadar dan
segera kembali ke Yerusalem untuk mencari Yesus.
Di mana
Yesus? Apa yang menarik perhatiannya sehingga Dia tidak sadar telah terpisah
dengan orang tua-Nya? Jawabannya adalah Bait Allah. Kekaguman terbersit dalam
hati Yesus ketika memandang kemegahan Bait Allah. Ini rupanya tempat pertemuan
Allah dengan umat-Nya seperti yang dia dengar dari guru-guru agama di Nazaret.
Tak hanya itu, di Bait Allah itu, kehadiran Allah dirasakan-Nya dengan nyata. Bahkan
dalam hati-Nya timbul perasaan kuat, Allah yang sedang disembah orang banyak
itu, dekat seperti seorang Bapa bagi Yesus. Ada suara lembut Allah, Bapa-Nya,
yang sedang berbisik menceritakan rencana agung atas kehidupan Yesus.
Di Bait
Allah ada banyak guru-guru agama yang duduk di serambi-serambi. Mereka menyediakan
diri untuk mengajar dan bersoal jawab dengan semua orang yang datang ke Bait
Allah. Yesus tertarik dengan kumpulan itu, Ia segera menggabungkan diri ikut
mendengar apa yang diajarkan guru-guru itu. Nyata jelas bagi Yesus, cara
mengajar dan pengetahuan mereka jauh lebih hebat dari guru-guru-Nya di Nazaret.
Saat tiba bersoal jawab, semua pertanyaan yang diajukan orang banyak mampu
dijawab oleh guru-guru itu. Mulailah Yesus bertanya. Satu demi satu pertanyaan
mulai Dia ajukan. Pertanya-pertanyaan-Nya membuat guru-guru itu tercengang. Pertanyaan
dan pemikiran yang dalam. Tak jarang pertanyaan Yesus memicu diskusi di antara
mereka sendiri. Semakin dalam diskusi mereka semakin nyata pemahaman Yesus akan
Allah lebih daripada yang mereka pernah pelajari. Sepertinya Yesus sangat
mengenal Allah yang sedang menjadi topik pembicaraan mereka. Posisinya bahkan
terbalik, Yesus, anak berusia 12 tahun sekarang yang mengajar guru-guru agama
yang terpelajar dan penuh pengalaman.
Akhirnya
setelah 3 hari, Yusuf dan Maria berhasil menemukan Yesus. Dilihatnya Yesus sedang
duduk di antara guru-guru agama, mendengarkan pengajaran mereka, dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Kedua orang tua Yesus juga melihat
bagaimana muka-muka guru-guru agama itu tercengang mendengar jawaban-jawaban Yesus.
Kecerdasan yang tidak biasa. Segera Maria menghampiri Yesus setengah berbisik,
dia menceritakan kecemasan mereka. “Bapa-Mu dan aku mencari engkau dengan penuh
kecemasan”. Lalu Maria meminta Yesus pulang
mengikuti mereka. Tiba-tiba Yesus berdiri dan berkata kepada ibunya itu, “Mengapa
ibu mencari aku?Tidakkah ibu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah
Bapa-Ku?. Maria berkata ‘Bapa-Mu’ tapi Yesus menjawab ‘Bapa-Ku’. Yesus sedang
menyatakan dan mengingatkan kembali Maria siapa Dia yang sebenarnya. Dia adalah
Anak Allah. Dan Dia turun ke dunia dengan untuk menyelesaikan rencana Bapa-Nya.
“Aku harus tinggal di rumah Bapaku. Aku harus ada di pusat rencana dan
pekerjaan-Nya.”
Jawaban
Yesus itu membuat bingung guru-guru agama yang mendengarnya. Tapi Maria sadar
benar apa yang dikatakan Yesus. Dia menyimpan semua perkataan itu dalam
hatinya. Beberapa belas Tahun kemudian dia merasakan kembali apa yang dia alami
itu. Tiga hari kehilangan Yesus di Yerusalem seperti menjadi bayangan dari rasa
sakitnya ketika Yesus mati dan dikubur selama 3 hari. Tapi ketika Yesus
bangkit, semua misteri itu terjawab tepat seperti yang telah diceritakan
malaikat Tuhan dan seperti yang Yesus sendiri katakan kepadanya. Inilah maksud
Lukas menuliskan kisah ini. Mulainya babak baru hidup Yesus dalam menggenapi
rencana Bapa-Nya. Waktu dimana Dia mulai menyadari siapa Dia yang sebenarnya
dan sekaligus mulai terbayang apa yang akan dialaminya di masa mendatang. Bapa-Nya
mengutus Dia untuk sebuah rencana besar.
Sebuah rencana yang akan menuntut penyerahan diri Yesus sepenuhnya.
Walau Dia sangat senang tinggal di
Bait Allah, tapi Dia sadar bahwa Bapa-Nya menginginkan Dia tetap tinggal di
bawah asuhan Yusuf dan Maria. Pulanglah mereka kembali ke Nazaret. Semakin hari
Yesus main bertambah besar. Hikmat-Nya juga makin bertambah, makin dikasihi Allah
dan orang-orang di sekitarnya.
Pertanyaan
Renungan dan Aplikasi:
1. Dalam kisah ini
kita melihat bagaimana Allah menyiapkan Yesus untuk bisa berjalan sesuai
rencana-Nya. Seperti Allah menuntun Maria setahap- demi setahap, demikian juga
Allah menuntun Yesus, anak yang dikasihi-Nya. Renungkanlah kebenaran ini, Allah
seperti apakah yang Anda miliki?
2. Yesus memiliki
sikap hati yang luar biasa. Dia ingin ada di pusat rencana Allah. Respon Yesus atas
rencana Allah adalah penyerahan hidupnya. Bagaimana Anda merespon rencana Allah
dalam hidup Anda?
3. Sikap lain yang
ditunjukkan Yesus adalah hati yang senang diajar. Itu ditunjukkannya saat Dia
duduk bersoal jawab dengan guru-guru agama. Apakah Anda memiliki hati yang
senang diajar? Bagaimana Anda akan mengembangkannya?
4.
Menurut Anda apakah Alkitab bisa menuntun Anda untuk dapat mengerti
rencana Allah dalam hidup Anda? Jika Anda mejawab ya, apa yang akan Anda
lakukan ke depan?
Sumber:
1.
Alkitab, LAI.
2.
Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 66.
3.
Sejarah Kerajaan Allah 2.
No comments:
Post a Comment