17 December 2014

Kisah no. 67

Kabar Baik-Sukacita Besar (Matius 1:18-25, Lukas 2:1-20)

                Pergumulan berat Maria tidak hanya menerima kenyataan bahwa dia akan mengandung bayi Yesus, tapi bagaimana dia harus menjelaskannya keada Yusuf, tunangannya. Ketika seseorang bertunangan sebenarnya secara hukum Israel mereka sudah melakukan nikah ganggang. Mereka telah dipersatukan dalam upacara yang secara hukum (yuridis) disamakan dengan pernikahan (contoh di Ulangan 20:1; 22:23-24). Namun Maria sebagai tunangan belum boleh tinggal di rumah Yusuf. Satu tahun kemudian setelah ada perayaan pernikahan, baru mereka tinggal bersama-sama. Bayangkan apa yang dikatakan Yusuf kalau melihat perutnya membesar.
                Pertemuan dua pasang kekasih itu menjadi pertemuan bisu. Nyata benar perubahan perut Maria di mata Yusuf. Perempuan yang dia kasihi dengan sepenuh hatinya telah memungkiri janji setianya. Tidak mungkin hubungan mereka dilanjutkan. Namun dia begitu cinta kepada Maria, jika dia lakukan itu di hadapan umum, Maria akan dihukum berat. Dia memutuskan untuk menceraikan Maria secara diam-diam, dia akan memberikan surat talak di hadapan dua orang saksi. Sungguh gelisah hati Yusuf, pun demikian dengan hati Maria. Tidak ada sepatah kata penjelasan yang dapat keluar dari mulutnya. Tidak mungkin Yusuf percaya dengan ceritanya.
                Malam harinya, Allah yang merencanakan semuanya itu mengutus malaikat-Nya menemui Yusuf dalam mimpinya. Malaikat itu datang dengan satu pesan agar Yusuf tidak takut mengambil Maria menjadi istrinya. Anak yang ada di kandungan Maria adalah pekerjaan Allah yang ajaib. Anak laki-laki itu lain dari anak-anak biasanya. Ada rencana Allah yang besar atas anak laki-laki itu, Dia adalah Juruselamat yang telah dijanjikan itu. Oleh sebab itu Yusuf diminta untuk memberi nama anak laki-laki itu Yesus, artinya sang penyelamat. Anak laki-laki itu juga akan disebut Imanuel yang artinya Allah beserta kita seperti yang telah dinubuatkan nabi Yesaya (Yesaya 7:14). Mujizat terjadi dalam hidup Yusuf saat dia bangun ada ketenangan dan keyakinan yang kuat untuk dia menaati apa yang dikatakan malaikat Tuhan. Segeralah dia mengambil Maria menjadi istrinya. Pernikahan mereka yang sederhana membawa senyum di bibir Maria, hatinya meluap dengan sukacita melihat pembelaan Allah atas hidupnya.
                Tepat setelah mereka menikah terjadi sesuatu yang menunjukkan bagaimana kuasa Allah mengatur jalannya sejarah untuk menunjang rencana mulia-Nya tergenapi. Menurut nubuatan nabi Mikha (5:1), Juruselamat yang dijanjikan itu akan lahir di Betlehem padahal Yusuf dan Maria tinggal di Nazaret. Apakah nubuatan Mikha salah tempat? Tentu tidak. Rencana Allah adalah rencana yang sempurna. Allah menggunakan kaisar bangsa Romawi yang pertama, Agustus, untuk menggenapi rencananya. Waktu itu Israel dijajah oleh Romawi. Kaisar Agustus mengeluarkan perintah untuk semua rakyat di daerah kekuasaannya melakukan pendaftaran jiwa (sensus) menurut asal kota mereka masing-masing. Kebijakan politik ini tentu membuat semua rakyat di bawah kekuasaan Romawi menjadi ramai. Banyak dari mereka berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk mengikuti sensus. Di seluruh penjuru Israel terlihat kerumunan kelompok orang yang sedang menempuh perjalanan pulang kampung. Perintah itu sampai ke telinga Yusuf cukup terlambat. Mereka juga harus ikut sensus di daerah asal mereka. Di kota BETLEHEM. YA Betlehem, tepat seperti yang dinubuatkan Mikha. Ajaib rencana Allah. Setiap detailnya tidak ada satupun yang gagal.
                Setelah semua persiapan yang diperlukan selesai, Yusuf membawa Maria pulang ke Betlehem. Perjalanan mereka tidaklah mudah karena panjang dan sukar ditempuh apalagi Maria dalam kondisi hamil tua. Kemungkinan besar mereka menempuh perjalanan itu selama tiga hari. Sesampainya mereka di Betlehem kesusahan mereka tidak berhenti. Kota itu begitu ramai. Mulailah mereka mencari tempat untuk menginap. Tapi semua ruangan sudah penuh. Tidak terlalu jelas tempat apa yang akhirnya mereka dapatkan. Yang jelas sebuah ruangan sangat sederhana yang ada palungannya. Kemungkinan besar itu adalah rumah penduduk di sana yang biasa mempergunakan sebagian rumahnya sebagai kandang. Pemiliknya tinggal di bagian yang tinggi dan ternak mereka di bagian yang bawah. Yang terpenting malam itu mereka bersyukur ada tempat untuk berteduh. Yusuf dan Maria sendiri sudah terbiasa hidup sederhana.
                Tibalah waktu Maria melahirkan. Anak laki-laki yang dijanjikan itu telah lahir. Diletakannya dalam palungan. Palungan adalah tempat menaruh makanan binatang. “Yesus”, panggil Maria. “Akhirnya aku bisa melihat wajahmu”. Wajah Maria berpandangan dengan Yusuf. Sepertinya pikiran mereka sama. Wajah anak mereka tidak bersinar, wajahnya biasa seperti bayi lain. Inikah anak spesial itu? Pertanyaan itu berputar-putar dalam benak mereka. Bayi Juruselamat itu lahir dalam kondisi yang sangat sederhana. Anak Allah yang mulia lahir dalam kehinaan.  Tidak ada cahaya muncul di wajah Yesus.
                Cahaya itu justru terang benderang menyala di tengah padang tak jauh dari situ. Ada sekelompok gembala yang sedang menjaga kawanan domba mereka. Cahaya terang dari langit mengejutkan sekaligus membuat mereka takut. Dari cahaya itu munculah malaikat Tuhan. “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Inilah berita sukacita untuk dunia. Yesus datang untuk menyelamatkan setiap mereka yang percaya kepada Dia. Ketakutan mereka akan diusir keluar dan digantikan dengan kesukaan dan sukacita besar.  Malaikat Tuhan juga menyuruh mereka untuk datang mencari bayi itu. “Inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
                Saat gembala-gembala itu tertegun, di hadapan mereka tampaklah rombongan paduan suara malaikat yang menyanyikan, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." Lagu indah nan agung itu sampai hari ini masih dinyanyikan. Lagu itu menyiratkan intisari kehidupan, kedamaian dalam hidup manusia hanya didapatkan dari hidup yang memuliakan Allah. Ketika Allah dimuliakan, manusia mengalami kedamaian. Namun ada maslaah besar yang menghambat manusia memuliakan Allah. Dosa. Namun Allah punya jalan keluarnya. Anak yang Dia kasihi turun ke dunia untuk menyelamatkan dan menebus manusia dari dosa. Supaya oleh pekerjaan-Nya itu semua manusia sanggup kembali memiliki hidup yang memuliakan Allah dan hidup dalam damai sejahtera.
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka, segeralah  gembala-gembala itu pergi mencai bayi yang diberitakan itu. Dijumpailah Yusuf dan Maria bersama bayi Yesus yang sedang berbaring di dalam palungan persis seperti yang dikatakn malaikat kepada mereka. Lalu mereka menceritakan apa yang mereka alami kepada Yusuf dan Maria. Sekali lagi Yusuf dan Maria tertegun. Dalam kebingungan mereka mendapati tidak ada yang luar biasa dari bayi Yesus, Allah mendatangi mereka lewat gembala-gembala itu. Kisah di padang menguatkan mereka kembali bahwa Yesus benar bayi yang dijanjikan itu. Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Masa depan Yesus tersembunyi bagi dia. Hanya rencana Allah atas Yesus yang dia ingat. Juga bagaimana Allah menyatakan penyertaan-Nya setahap demi setahap.
                 
Pertanyaan Renungan dan Aplikasi:
1.       Yesus juga disebut Imanuel (Allah beserta kita), apa arti nama itu buat hidup Anda?
2.       Jika hati raja saja Allah bisa atur (Amsal 21:1), sejarah Dia arahkan untuk menggenapi rencana-Nya.  Menurut Anda Allah seperti apakah yang Anda miliki? Bagaimana dengan kehidupan Anda? Sanggupkah Dia mengatur segala sesuatu untuk membuat hidupmu berjalan sesuai rencana-Nya? Bacalah Roma 8:28! Temukan kekuatan dari ayat tersebut.
3.       Janji Allah nyata dalam lagu yang dinyanyikan malaikat di padang. Ketika Allah dimuliakan, manusia mengalami damai sejahtera. Apa yang Anda akan lakukan berdasarkan janji itu?
4.       Yesus lahir ke dunia sebagai Juruselamat kita semua. Berbahagialah kita yang menerima karya keselamatan itu. Namun, bagaimana dengan orang-orang di sekitar Anda? Sudahkah Anda membagikan inti kisah natal ini kepada mereka?  Pikirkan satu orang dan tetapkan kapan Anda akan menceritakan kabar sukacita ini kepada dia?

Sumber:
1.       Alkitab, LAI.
2.       Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 66.
3.       Sejarah Kerajaan Allah 2.
4.       Tafsiran Alkitab, Injil Lukas, B.J. Boland (Google book)


No comments:

Post a Comment