Kisah
no. 67
Kabar Baik-Sukacita Besar (Matius 1:18-25, Lukas 2:1-20)
Pergumulan
berat Maria tidak hanya menerima kenyataan bahwa dia akan mengandung bayi
Yesus, tapi bagaimana dia harus menjelaskannya keada Yusuf, tunangannya. Ketika
seseorang bertunangan sebenarnya secara hukum Israel mereka sudah melakukan
nikah ganggang. Mereka telah dipersatukan dalam upacara yang secara hukum
(yuridis) disamakan dengan pernikahan (contoh di Ulangan 20:1; 22:23-24). Namun
Maria sebagai tunangan belum boleh tinggal di rumah Yusuf. Satu tahun kemudian
setelah ada perayaan pernikahan, baru mereka tinggal bersama-sama. Bayangkan
apa yang dikatakan Yusuf kalau melihat perutnya membesar.
Pertemuan
dua pasang kekasih itu menjadi pertemuan bisu. Nyata benar perubahan perut
Maria di mata Yusuf. Perempuan yang dia kasihi dengan sepenuh hatinya telah
memungkiri janji setianya. Tidak mungkin hubungan mereka dilanjutkan. Namun dia
begitu cinta kepada Maria, jika dia lakukan itu di hadapan umum, Maria akan
dihukum berat. Dia memutuskan untuk menceraikan Maria secara diam-diam, dia
akan memberikan surat talak di hadapan dua orang saksi. Sungguh gelisah hati
Yusuf, pun demikian dengan hati Maria. Tidak ada sepatah kata penjelasan yang
dapat keluar dari mulutnya. Tidak mungkin Yusuf percaya dengan ceritanya.
Malam
harinya, Allah yang merencanakan semuanya itu mengutus malaikat-Nya menemui
Yusuf dalam mimpinya. Malaikat itu datang dengan satu pesan agar Yusuf tidak
takut mengambil Maria menjadi istrinya. Anak yang ada di kandungan Maria adalah
pekerjaan Allah yang ajaib. Anak laki-laki itu lain dari anak-anak biasanya.
Ada rencana Allah yang besar atas anak laki-laki itu, Dia adalah Juruselamat
yang telah dijanjikan itu. Oleh sebab itu Yusuf diminta untuk memberi nama anak
laki-laki itu Yesus, artinya sang penyelamat. Anak laki-laki itu juga
akan disebut Imanuel yang artinya Allah beserta kita seperti yang telah
dinubuatkan nabi Yesaya (Yesaya 7:14). Mujizat terjadi dalam hidup Yusuf saat
dia bangun ada ketenangan dan keyakinan yang kuat untuk dia menaati apa yang
dikatakan malaikat Tuhan. Segeralah dia mengambil Maria menjadi istrinya.
Pernikahan mereka yang sederhana membawa senyum di bibir Maria, hatinya meluap
dengan sukacita melihat pembelaan Allah atas hidupnya.
Tepat setelah
mereka menikah terjadi sesuatu yang menunjukkan bagaimana kuasa Allah mengatur
jalannya sejarah untuk menunjang rencana mulia-Nya tergenapi. Menurut nubuatan
nabi Mikha (5:1), Juruselamat yang dijanjikan itu akan lahir di Betlehem
padahal Yusuf dan Maria tinggal di Nazaret. Apakah nubuatan Mikha salah tempat?
Tentu tidak. Rencana Allah adalah rencana yang sempurna. Allah menggunakan kaisar
bangsa Romawi yang pertama, Agustus, untuk menggenapi rencananya. Waktu itu Israel
dijajah oleh Romawi. Kaisar Agustus mengeluarkan perintah untuk semua rakyat di
daerah kekuasaannya melakukan pendaftaran jiwa (sensus) menurut asal kota
mereka masing-masing. Kebijakan politik ini tentu membuat semua rakyat di bawah
kekuasaan Romawi menjadi ramai. Banyak dari mereka berbondong-bondong pulang ke
kampung halaman untuk mengikuti sensus. Di seluruh penjuru Israel terlihat
kerumunan kelompok orang yang sedang menempuh perjalanan pulang kampung. Perintah
itu sampai ke telinga Yusuf cukup terlambat. Mereka juga harus ikut sensus di
daerah asal mereka. Di kota BETLEHEM.
YA Betlehem, tepat seperti yang dinubuatkan Mikha. Ajaib rencana Allah. Setiap
detailnya tidak ada satupun yang gagal.
Setelah
semua persiapan yang diperlukan selesai, Yusuf membawa Maria pulang ke
Betlehem. Perjalanan mereka tidaklah mudah karena panjang dan sukar ditempuh
apalagi Maria dalam kondisi hamil tua. Kemungkinan besar mereka menempuh
perjalanan itu selama tiga hari. Sesampainya mereka di Betlehem kesusahan
mereka tidak berhenti. Kota itu begitu ramai. Mulailah mereka mencari tempat
untuk menginap. Tapi semua ruangan sudah penuh. Tidak terlalu jelas tempat apa
yang akhirnya mereka dapatkan. Yang jelas sebuah ruangan sangat sederhana yang
ada palungannya. Kemungkinan besar itu adalah rumah penduduk di sana yang biasa
mempergunakan sebagian rumahnya sebagai kandang. Pemiliknya tinggal di bagian
yang tinggi dan ternak mereka di bagian yang bawah. Yang terpenting malam itu
mereka bersyukur ada tempat untuk berteduh. Yusuf dan Maria sendiri sudah
terbiasa hidup sederhana.
Tibalah
waktu Maria melahirkan. Anak laki-laki yang dijanjikan itu telah lahir.
Diletakannya dalam palungan. Palungan adalah tempat menaruh makanan binatang. “Yesus”,
panggil Maria. “Akhirnya aku bisa melihat wajahmu”. Wajah Maria berpandangan
dengan Yusuf. Sepertinya pikiran mereka sama. Wajah anak mereka tidak bersinar,
wajahnya biasa seperti bayi lain. Inikah anak spesial itu? Pertanyaan itu
berputar-putar dalam benak mereka. Bayi Juruselamat itu lahir dalam kondisi
yang sangat sederhana. Anak Allah yang mulia lahir dalam kehinaan. Tidak ada cahaya muncul di wajah Yesus.
Cahaya itu
justru terang benderang menyala di tengah padang tak jauh dari situ. Ada
sekelompok gembala yang sedang menjaga kawanan domba mereka. Cahaya terang dari
langit mengejutkan sekaligus membuat mereka takut. Dari cahaya itu munculah
malaikat Tuhan. “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu
kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat,
yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Inilah
berita sukacita untuk dunia. Yesus datang untuk menyelamatkan setiap mereka
yang percaya kepada Dia. Ketakutan mereka akan diusir keluar dan digantikan
dengan kesukaan dan sukacita besar. Malaikat
Tuhan juga menyuruh mereka untuk datang mencari bayi itu. “Inilah tandanya
bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring
di dalam palungan."
Saat
gembala-gembala itu tertegun, di hadapan mereka tampaklah rombongan paduan
suara malaikat yang menyanyikan, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang
mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan
kepada-Nya." Lagu indah nan agung itu sampai hari ini masih dinyanyikan. Lagu
itu menyiratkan intisari kehidupan, kedamaian
dalam hidup manusia hanya didapatkan dari hidup yang memuliakan Allah. Ketika Allah
dimuliakan, manusia mengalami kedamaian. Namun ada maslaah besar yang
menghambat manusia memuliakan Allah. Dosa. Namun Allah punya jalan keluarnya.
Anak yang Dia kasihi turun ke dunia untuk menyelamatkan dan menebus manusia
dari dosa. Supaya oleh pekerjaan-Nya itu semua manusia sanggup kembali memiliki
hidup yang memuliakan Allah dan hidup dalam damai sejahtera.
Setelah malaikat-malaikat itu
meninggalkan mereka, segeralah gembala-gembala itu pergi mencai bayi yang
diberitakan itu. Dijumpailah Yusuf dan Maria bersama bayi Yesus yang sedang
berbaring di dalam palungan persis seperti yang dikatakn malaikat kepada
mereka. Lalu mereka menceritakan apa yang mereka alami kepada Yusuf dan Maria.
Sekali lagi Yusuf dan Maria tertegun. Dalam kebingungan mereka mendapati tidak
ada yang luar biasa dari bayi Yesus, Allah mendatangi mereka lewat
gembala-gembala itu. Kisah di padang menguatkan mereka kembali bahwa Yesus
benar bayi yang dijanjikan itu. Maria menyimpan segala perkara itu di dalam
hatinya dan merenungkannya. Masa depan Yesus tersembunyi bagi dia. Hanya
rencana Allah atas Yesus yang dia ingat. Juga bagaimana Allah menyatakan
penyertaan-Nya setahap demi setahap.
Pertanyaan
Renungan dan Aplikasi:
1.
Yesus juga disebut Imanuel (Allah beserta kita), apa
arti nama itu buat hidup Anda?
2.
Jika hati raja saja Allah bisa atur (Amsal 21:1), sejarah
Dia arahkan untuk menggenapi rencana-Nya. Menurut Anda Allah seperti apakah yang Anda miliki?
Bagaimana dengan kehidupan Anda? Sanggupkah Dia mengatur segala sesuatu untuk
membuat hidupmu berjalan sesuai rencana-Nya? Bacalah Roma 8:28! Temukan
kekuatan dari ayat tersebut.
3.
Janji Allah nyata dalam lagu yang dinyanyikan malaikat
di padang. Ketika Allah dimuliakan, manusia mengalami damai sejahtera. Apa yang
Anda akan lakukan berdasarkan janji itu?
4.
Yesus lahir ke dunia sebagai Juruselamat kita semua. Berbahagialah
kita yang menerima karya keselamatan itu. Namun, bagaimana dengan orang-orang
di sekitar Anda? Sudahkah Anda membagikan inti kisah natal ini kepada mereka? Pikirkan satu orang dan tetapkan kapan Anda
akan menceritakan kabar sukacita ini kepada dia?
Sumber:
1.
Alkitab, LAI.
2.
Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 66.
3.
Sejarah Kerajaan Allah 2.
4.
Tafsiran Alkitab, Injil Lukas, B.J. Boland
(Google book)
No comments:
Post a Comment