Kisah no. 79
(Markus 6:34-44; Yohanes 6:1-4; 22-35)
Dalam suatu kunjungan ke daerah timur sungai Yordan, Yesus dan murid-murid-Nya disambut kerumunan orang banyak yang sengaja datang mencari Dia. Beberapa dari mereka adalah rombongan yang sedang dalam perjalanan untuk merayakan Paskah di Yerusalem. Mereka sengaja mampir karena mendengar pekerjaan Yesus yang fenomenal dan ingin melihat langsung Yesus. Mereka berkumpul dan mencegat Yesus di sebuah padang rumput yang hijau di daerah Betsaida.
Secara politis suasana sedang panas karena Yohanes Pembaptis yang bertahun-tahun dianggap sebagai nabi orang Galilea dibunuh Herodes. Terlihat sekali mereka masih sangat terganggu dengan berita kematian Yohanes pembaptis, ditambah lagi permasalahan hidup mereka sebagai bangsa jajahan semakin berat. Saat Yesus sampai dan melihat mereka, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan. Matanya seolah sedang memandang sekawanan domba yang tak tergembalakan. Seperti Dia berhenti melayani kesembuhan wanita yang sakit pendarahan, Yesus selalu punya waktu untuk melayani jiwa-jiwa yang membutuhkan-Nya.
Yesus mengajar dan menguatkan orang banyak itu sampai sore. Banyak juga di antara mereka disembuhkan dari sakit penyakitnya. Kira-kira pukul 3 sore, murid-murid datang menemui Yesus dan berkata, “"Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini” Alih-alih mengikuti saran mereka, justru Yesus memerintahkan mereka untuk memberi makan orang banyak itu. Tentu saja mereka kebingungan.
Filipus yang berdiri dekat Yesus segera berkomentar, “Guru, mana mungkin kita bisa memberi makan orang sebegini banyaknya. Sekalipun kita belikan 200 dinar (upah minimum kerja selama 8 bulan) untuk membeli roti, tetap saja tidak cukup untuk memberi makan mereka semua.” Yesus balik bertanya, “"Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!". Mereka coba mencari dari perbekalan mereka dan bertanya kepada beberapa orang yang ada di dekat mereka. Tiba-tiba Andreas berseru kepada Yesus, “Guru di sini ada seorang anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan, tapi apakah cukup untuk orang sebanyak ini?”. Sama seperti Filipus, Andreas melihat masalah mereka lebih besar dari kemampuan mereka. Hal yang selanjutnya terjadi akan membalik pola pikir mereka.
Dengan tenang Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk mengatur orang banyak itu duduk berkelompok. Dari hasil hitungan mereka tak kurang dari 5000 orang yang berkumpul saat itu. Itupun hanya laki-laki dewasa saja belum termasuk perempuan dan anak-anak. Lalu Yesus mengambil roti dan ikan itu. Diangkatnya tinggi-tinggi ke atas seraya mengucapkan kata-kata syukur. Setelah itu dipecah-pecahkan roti itu dan dibagikan kepada murid-murid-Nya, begitu juga dengan ikannya.
Entah bagaimana peristiwa pastinya, tapi sementara roti dan ikan itu dibagikan, bukannya kurang tapi berlebihan, orang banyak itu pun makan 'sebanyak yang mereka kehendaki' bahkan 'sampai kenyang'. Bahkan, ketika sisa makanan dikumpulkan maka terkumpul potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan. Demikianlah sifat pemeliharaan Allah yang memuaskan dan berlimpah. Seorang hamba Tuhan pernah berkata, “Mujizat ini hebat, tapi sadarkah bahwa tiap hari Allah membuat yang jauh lebih besar dari pada yang terjadi disini, karena Allah memberi makan seluruh dunia dengan menciptakan panen nasi dari sedikit butir padi. Tetapi tidak banyak orang memperhatikannya”
Mengalami peristiwa yang ajaib seperti itu, timbulah pemikiran di benak orang banyak itu. Mereka semakin yakin Yesus adalah nabi yang dijanjikan kedatangannya untuk membebaskan Israel dari perbudakan. Timbulah keinginan mereka untuk menjadikan Yesus sebagai pemimpin Israel melawan penjajah Romawi seperti dulu Musa memimpin mereka keluar dari perbudakan Mesir. Hampir sama dengan pemikiran mereka, demikian juga yang dibayangkan murid-murid Yesus. Calon pemimpin Israel telah datang. Ini raja yang akan mengembalikan kejayaan Israel.
Yesus menangkap apa yang sedang dipikirkan orang banyak itu. Terbayang di benak-Nya beberapa tahun lampau iblis menawarkan kekuasaan dunia yang Dia tolak mentah-mentah, sekarang iblis memakai orang banyak itu untuk maksud yang sama. Segera Ia memerintahkan murid-murid-Nya untuk pergi menyeberang ke sebelah barat danau, kembali ke Kapernaum. Ia sendiri tinggal. Setelah dengan tegas memerintahkan orang banyak itu untuk pulang, Yesus pergi ke sebuah bukit untuk berdoa. Keesokan harinya orang banyak pergi mencari Yesus, tapi mereka tidak menemukan Dia. Mereka mendengar Yesus sudah ada di Kapernaum, segeralah beberapa dari mereka naik perahu menyusul Yesus. Agenda mereka jelas, mau menjadikan Yesus sebagai raja atas mereka. Tentunya orang-orang di Kapernaum juga sepakat dengan mereka.
Sesampainya mereka di Kapernaum, Yesus sedang mengajar di Bait Allah. Di Bait Allah itulah Yesus mengeluarkan pernyataan penting tentang diri-Nya, “Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Secara tidak langsung Dia mulai menceritakan misi dan kematian-Nya. Seperti makanan memuaskan rasa lapar tubuh jasmani, Yesus sendiri yang akan memuaskan kelaparan rohani mereka. Bahkan tidak lama lagi tubunya akan terpecah seperti roti di atas kayu salib. Dikorbankan menjadi tebusan bagi dosa manusia. Dan Yesus meminta mereka untuk percaya kepada pengorbanan-Nya itu. Pengorbanan yang membawa kemenangan rohani dalam hidup mereka yang percaya.
Pernyataan itu sekaligus menunjukkan bahwa bukan kerajaan dunia yang sedang Yesus bangun, tapi kerajaan Allah yang kekal. Begitulah kisah sang Roti Hidup yang telah memberi makan 5000 orang laki-laki.
Catatan tambahan tentang pernyataan “Akulah roti hidup”:
Pernyataan Yesus tersebut adalah yang pertama dari 7 pernyataan “Akulah...” dalam Injil Yohanes. Keenam pernyataan yang lain adalah:
1. Akulah terang dunia (Yoh 8:12)
2. Akulah pintu (Yoh 10:7,9)
3. Akulah gembala yang baik (Yoh 10:11,14)
4. Akulah kebangkitan dan hidup (Yoh 11:25)
5. Akulah jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6)
6. Akulah pokok anggur yang benar (Yoh 15:1,5)
Pernyataan “Aku...” sangat berhubungkan dengan pernyataan Allah kepada Musa di Keluaran 3:14, “Aku adalah Aku”. Kemudian di ayat ke 15 Allah memperkenalkan diri dengan sebutan YHWH (Yahweh, Yehovah, Tuhan). Dengan pernyataan ini, Yesus secara tidak langsung telah menyatakan bahwa Dia adalah Yehovah, Dia adalah Tuhan).
Sumber:
- Alkitab, LAI.
- Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 79.
- Sejarah Kerajaan Allah 2.
- http://lacopts.org/articles/treasures-of-the-fathers-fifth-sunday-of-abib-the-five-loaves-and-two-fish/. Commentar Augustine: A great miracle: but we shall not wonder much at what was done, if we give heed to Him That did it. He multiplied the five loaves in the hands of them that brake them, who multiplies the seeds that grow in the earth, so as that a few grains are sown, and whole barns are filled. But, because he does this every year, no one marvels. Not the inconsiderableness of what is done, but its constancy takes away admiration of it. But when the Lord did these things, He spoke to them that had understanding—not by words only, but even by the miracles themselves.
No comments:
Post a Comment