Kisah no. 78
Yesus berkuasa untuk menyembuhkan (Markus 5:21-43)
Yairus adalah kepala rumah ibadat
di Kapernaum. Beberapa kali Yesus mengajar di sana. Yairus mendengar sendiri
pengajaran Yesus yang berkuasa, juga melihat langsung tanda-tanda ajaib yang
terjadi. Hari itu, terlihat sekali dia sangat tergesa-gesa mendatangi Yesus yang baru
tiba di Kapernaum. Anak perempuannya sedang sakit bahkan sekarat. Dia berharap
Yesus mau menyembuhkan anaknya. "Anakku perempuan sedang sakit, hampir
mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat
dan tetap hidup," mohonnya kepada Yesus. Tanpa banyak bicara Yesus
mengikuti Yairus pulang ke rumahnya. Sementara mereka dalam perjalanan, Markus menuliskan
kisah lain tentang seorang perempuan yang berusaha mendekati Yesus. Siapakah perempuan
tersebut?
Perempuan itu sudah
berumur lanjut dengan tubuh yang terlihat lemah. Sudah 12 tahun dia mengidap
sakit pendarahan, kemungkinan besar yang sedang dideritanya adalah pendarahan
menstruasi yang tidak habis-habis (a vaginal hemorrhage). Sudah dicobanya
berobat kepada banyak tabib sampai harta yang dia punya habis untuk pengobatan
itu, tetap saja tak kunjung sembuh penyakitnya. Justru sekarang kondisinya
bertambah buruk. Saat itu seorang perempuan yang sakit pendarahan tidak hanya
menanggung rasa sakit tapi juga rasa malu. Menurut hukum Taurat (baca Imamat
15:25-30) seorang perempuan yang sakit pendarahan diberi label najis. Bahkan
setiap orang atau barang tersentuh dia menjadi najis. Dia sudah mendengar
berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia
mendekati Yesus dari belakang. Ya, dari belakang. Tidak mungkin dia menghadap
Yesus dan menceritakan penyakitnya seperti Yairus menceritakan sakit anaknya.
Tapi mungkin ini adaah harapan terakhirnya. Dia ingat bahwa orang-orang sakti
seperti Yesus tidak hanya tangan atau perkataannya yang berkuasa, tapi
benda-benda yang dia punya dan pakai juga memiliki kuasa. "Asal kujamah
saja jubah-Nya, aku akan sembuh," pikirnya dalam hati. Tidak mudah
mendekati Yesus di tengah kerumunan orang banyak itu. Berkali-kali dia coba, justru
dia terdorong jatuh. Saat jatuh itulah dia melihat kesempatan. Diulurkan
tangannya cepat-cepat ke arah ujung bawah jubah Yesus. Berhasil. Sembuh?
Perempuan itu merasakan kehangatan
di daerah perut bawahnya. Rasa sakitnya hilang. Dia sadar dia sembuh. Tiba-tiba
rombongan itu berhenti. Yesus yang berdiri paling depan berhenti dan bertanya
kepada murid-murid-Nya, “Siapa yang menjamah jubah-Ku?". Murid-murid-Nya
bingung. Ada banyak orang di sekitar mereka, dan Yesus mencari seseorang yang
mungkin tidak sengaja menyentuh Dia. Yesus tidak menghiraukan mereka, Ia
menoleh dan mencari. Bukankah Dia adalah Tuhan
yang tahu segala sesuatu. Yesus bisa merasakan kuasa yang keluar dari-Nya.. Di saat itulah perempuan yang sudah
sembuh itu muncul perlahan di hadapa Yesus. Dengan terbata-bata dan sambil
menunduk diceritakanlah apa yang sudah terjadi. Yesus menghampirinya. Di
angkatnya wajah perempuan itu. "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan
engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!". Rupanya
inilah alasan Yesus sengaja berhenti dan mencari perempuan itu. Yesus ingin
memastikan kepada perempuan itu bahwa bukan jubahnya yang berkuasa tapi Yesus sendirilah
tabib yang agung, dokter yang ajaib. Dia adalah Tuhan yang berkuasa untuk menyembuhkan. Selanjutnya Yesus juga
ingin menyatakan kepada orang banyak, iman yang dimiliki perempuan itu. Iman itu memperkenan dan menyenangkan
hati-Nya.
Sementara Yesus sedang berbicara,
datanglah utusan dari rumah Yairus. Kata mereka kepada Yairus, "Anakmu
sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?". Lemas
tubuh Yairus. Yesus memegang pundaknya dan berkata, “Jangan takut, percaya
saja!". Jika tadi Yesus menemukan iman dalam diri perempuan yang sembuh
dari sakit pendarahan, sekarang Dia membangun iman Yairus. Ini adalah sifat
Allah. Dia suka menganugerahkan iman
yang diperlukan sesuai dengan kehendak-Nya. Lalu Yesus mengajak rombongan
bergegas ke rumah Yairus. Sesampainya di sana, rumah penuh sesak. Seperti
kebiasan waktu itu, jika ada orang meninggal maka ada beberapa orang yang
ditugaskan untuk menjadi kelompok peratap. Tugas mereka menangis keras-keras
dengan memakai baju berkabung. Yesus berkata kepada mereka, "Mengapa kamu
ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!". Tetapi mereka menertawakan
Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu.
Yesus meminta Yairus menunjukkan
di mana anaknya berada. Segeralah Yesus masuk dengan ditemani 3 murid-Nya,
Petrus, Yakobus dan Yohanes. Di lain waktu, ketiga murid-Nya ini sering
mendapat kesempatan istimewa melihat pekerjaan Yesus secara langsung. Oleh
sebab itu, Markus dapat menuliskan kisah ini, karena dia mendengarkan langsung
dari gurunya, Petrus.
Dalam kamar terbaring anak
perempuan Yairus yang terbaring kaku. Istri Yairus terus memegang erat tangan
yang sudah dingin karena tak kuasa melepas kepergian anaknya untuk selamanya.
Dengan tenang Yesus menghampiri anak perempuan itu. Tangan anak itu
dipegang-Nya, lalu keluarlah perkataan dalam bahasa Aram (bahasa percakapan
pada waktu itu) dari mulut Yesus, “Talita kum!”. Arti dari perkataan itu
adalah, “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!". Mata yang tertutup
itu terbuka perlahan. Anak perempuan Yairus hidup kembali. Orang tuanya
terbelalak tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Yesus menyadarkan mereka
dan menyuruh mereka memberi makan anak itu. Perkataan Yesus “Talita kum” tidak
diterjemahkan dalam bahasa Yunani. Sepertinya pada jaman orang Kristen
mula-mula, perkataan itu menjadi kata kenangan tentang Yesus yang telah
menaklukan maut. Yesus yang akhirnya juga bangkit dari kematian. Jika maut musuh
terbesar manusia dikalahkan-Nya, adakah yang tidak bisa Dia kerjakan?
Terakhir Yesus berpesan agar
mereka merahasikan peristiwa itu. Tidak jelas alasannya, tapi sepertinya Yesus
sengaja menyatakan pekerjaannya kepada orang-orang khusus dan terbatas. Coba
baca saja Kisah Para Rasul 10:41. Berbahagialah mereka yang diberi kesempatan
mengetahui pekerjaan Yesus yang dirahasiakan dari kebanyakan orang.
Sumber:
1.
Alkitab, LAI.
2.
Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 78.
3. Sejarah Kerajaan Allah 2.
No comments:
Post a Comment