Kisah no. 76
Dosamu diampuni (Markus 2:1-12)
Perikop ini mengusahkan sebuah
peristiwa saat Yesus sedang ada di Kapernaum setelah beberapa hari berkeliling
melayani di daerah Galilea. Kemungkinan besar Dia tinggal di rumah Maria,
ibunya, yang pindah ke kota itu.
Menariknya, keberadaan Yesus itu terdengar oleh penduduk kota itu.
Mereka masih ingat tanda-tanda ajaib yang dilakukan Yesus di kota mereka.
Ditambah lagi kabar pelayanan Yesus selama berkeliling Galilea juga sudah
mereka dengar. Rasa penasaran untuk bertemu Yesus membuat orang banyak itu
berbondong-bondong mendatangi rumah di mana Yesus tinggal. Mereka ingin
mendengar ajaran Yesus dan melihat apa yang bisa dikerjakan-Nya. Bahkan tampak
di antara mereka beberapa ahli taurat yang penasaran dengan kabar heboh tentang
Yesus.
Di antara kerumunan orang banyak
itu, terlihat 4 orang yang sedang menggotong tilam dengan seorang yang lumpuh
terbaring di atasnya. Mereka berusaha mencari jalan mendekati Yesus. Usaha
mereka terhalangi dengan kerumunan orang banyak. Mereka memutuskan untuk menaiki
tangga ke atas atap rumah. Atap rumah di Israel terbuat dari susunan papan,
anyaman jerami dan tanah liat yang padat. Sampai di atas, keempat orang itu
mulai membingkar atap selapis demi selapis. Tentu peristiwa itu sangat
mengejutkan orang-orang yang ada di dalam rumah. Atap di atas mereka terbuka. Lalu
mereka melihat ada tilam yang diturunkan dan diletakan perlahan di hadapan
Yesus.
Akhirnya, orang lumpuh itu
berhasil diturunkan dan sekarang terbaring di hadapan Yesus. Dia berusaha duduk
tapi tidak berani memandang wajah Yesus. Dia tertunduk dan diam tanpa suara.
Dia mau dibawa saudara-saudaranya untuk menemui Yesus karena dia mendengar
bahwa Yesus bukanlah guru biasa. Dia mendengar bagaimana Yesus bisa
menyembuhkan sakit penyakit. Namun di saat yang sama dia juga sadar bahwa sakit
penyakit yang dia derita pastilah sebuah hukuman dari Allah karena dosa-dosa
yang dia lakukan. Hatinya gentar berhadapan dengan Yesus yang pastilah seorang
yang suci. Dan orang suci tidak akan memperhatikan orang berdosa. Jangan-jangan
justru hukuman berat yang akan ditambahkan dalam hidupnya. Kalau tidak dipaksa
saudara-saudarnya, sebenarnya di memilih untuk tinggal di rumah. Namun,
perasaan itu bercampur dengan perasaan lain. Perasaan aneh. Berada dekat dengan
Yesus seperti itu membuatnya bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang spesial
dalam diri Yesus. Dengan memberanikan diri diangkatnya wajahnya memandang
Yesus. Benar. Tidak ada penolakan di wajah itu.
Sementara itu wajah saudara-saudaranya
di atas menunjukkan perasaan lain. Raut muka mereka menunjukkan kepercayaan
mereka bahwa Yesus pasti sanggup menolong saudara mereka yang lumpuh. Yesus menatap mereka dan bisa
melihat jauh ke dalam hati mereka. Yesus menemukan iman percaya. Namun, Yesus
juga tahu apa yang dirasakan si lumpuh di depan-Nya. Ketika orang lumpuh itu
mengangkat kepalanya memandang Dia, saat
itulah keluar perkataan yang mengejutkan tidak hanya bagi si lumpuh, tapi semua
yang hadir di ruangan itu.
“Hai anakku, dosamu sudah
diampuni!”, kata Yesus dengan tegas kepada si lumpuh. Mendengar itu hancur hati
orang lumpuh itu. Yesus tau apa yang dia rasakan. Dia manusia berdosa, tapi
hari itu pengampunan itu dinyatakan kepada dia. Entah bagaimana dia bisa begitu
yakin saat Yesus mengucapkannya, dosanya sudah diselesaikan, hidupnya
disucikan. Berbeda dengan dia, ahli taurat yang duduk di dalam rumah, terheran-heran
dengan perkataan Yesus. “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah.
Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?”, pikir mereka dalam
hati.
Yesus mengetahui apa yang
dipikirkan ahli taurat itu, bertanyalah Dia, “Mengapa kamu berpikir begitu
dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada oran lumpuh ini: Dosamu
sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan
berjalanlah?”. “Keduanya tidak mudah dan tidak mungkin, hanya Allah yang bisa
mengerjakannya”, pikir ahli taurat. “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia
ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa”. Yesus menunjukkan Dia bisa dan berhak mengampuni dosa. Dia menyebut diri-Nya
sebagai Anak Manusia, status yang lebih sering Dia sebutkan dibanding
status-Nya sebagai Anak Allah. Keduanya adalah status Yesus. Dia adalah Anak
Allah karena Yesus seratus persen Allah, namun Dia juga Anak Manusia karena
seratus persen Dia juga manusia. Sebuah misteri yang sulit dipahami, tapi
itulah Allah, itulah Yesus, pribadi yang tidak bisa dibatasi oleh pemikiran
manusia. Dia lebih sering menyatakan
diri-Nya sebagai Anak Manusia, karena Dia ingin ajaran dan kehidupan-Nya dapat
diterima dan dimengerti dengan mudah. Yesus sangat halus dalam pendekatan
pelayanan-Nya. Status Anak Manusia yang Dia nyatakan juga bukan status sebagai
manusia biasa, namun secara tidak langsung Yesus menghubungkan status itu dengan
nubuatan Daniel 7:13-14. Nubuatan tentang seorang yang akan diberi kekuasaan,
kemuliaaan dan kerajaan. Seorang Mesias. Dan Yesus memperkenalkan diri-Nya
sebagai Mesias yang dijanjikan itu. Dia Raja yang berhak memberikan pengampunan
dosa, tidak berhenti di situ, yang Dia lakukan kemudian juga menunjukkan
kuasa-Nya yang besar.
Berkatalah Yesus kepada si lumpuh,
“Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke
rumahmu!”. Keajaiban pun terjadi lagi. Tubuh yang sudah mati layu itu sontak
mendapatkan energi yang baru. Semua bagian tubuh yang tidak berfungsi
bertahun-tahun lamanya, berangsur-angsur menjadi segar kembali. Dia gerakan
kakinya, kakinya bergerak. Dia mulai angkat tubuhnya perlahan, tanpa bantuan
lagi tubuhnya berdiri tegak di hadapan Sang Penyembuh Ajaib. Dia pulih
seutuhnya, seolah tidak pernah mengidap kelumpuhan sebelumnya. Disembahnya
Yesus, diucapkannya syukur, seraya minta ijin pulang untuk bercerita kepada
keluarganya di rumah. Tidak menutup kemungkinan si lumpuh yang sembuh itu
kemudian mengajak semua keluarganya mencari mengikut Yesus.
Melihat mujizat yang terjadi,
orang banyak menjadi takjub. Mereka memuliakan Allah. Sebuah kalimat meluncur
dari mulut mereka, “Yang begini belum pernah kita lihat”. Dalam hati mereka
mulai tumbuh kepercayaan bahwa Yesuslah mesias yang dijanjikan itu. Allah telah
memberikan kuasa-Nya dalam diri Yesus. Markus dan murid-murid yang lain juga
semakin diyakinkan akan kemesiasan Yesus. Bagaimana dengan ahli taurat? Mereka
bingung. Apa yang mereka lihat tidak terbantahkan membuktikan Yesuslah mesias
yang sering mereka baca di kitab-kitab. Namun…
Sumber:
1.
Alkitab, LAI.
2.
Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 76.
3.
http://www.desiringgod.org/interviews/why-is-jesus-called-son-of-man
4. Sejarah Kerajaan Allah 2.
4. Sejarah Kerajaan Allah 2.
No comments:
Post a Comment