Kisah no. 84
Yesus menyambut Anak-anak kecil (Markus 10:13-16)
Markus menulis
sebuah kisah yang menarik tentang Yesus yang marah besar kepada murid-murid-Nya.
Kisah itu terjadi saat beberapa ibu membawa anak-anak mereka yang masih kecil datang
mendekati Yesus. Jika dibandingkan dengan cerita Lukas 18:15, anak-anak kecil
yang dimaksud itu ada yang pada kelompok usia bayi (infants) yang masih menyusu
ibunya. Ibu-ibu itu ingin Yesus
memberkati anak-anak mereka. Hal ini wajar terjadi waktu itu, semua orang tua
ingin anak mereka diberkati oleh seorang pemimpin agama yang terkemuka.
Bukannya menerima dengan baik, murid-murid Yesus justru memarahi ibu-ibu itu,
bahkan mengusir mereka. Bagi murid-murid, anak-anak kecil bahkan bayi akan
menjadi pengganggu untuk Yesus. Guru mereka sudah sibuk dan tidak ada waktu
untuk anak-anak itu. Cara pandang murid-murid itu lumrah ada dalam benak
kebanyakan orang. Sesuatu atau seseorang yang kecil, tidak berdaya dan tidak
menguntungkan sebaiknya dihiraukan saja. Tepat seperti anak-anak yang dibawa
itu. Tidak usah dipedulikan.
Ketika Yesus melihat hal itu, Ia
marah. Ya, Yesus marah ke murid-murid-Nya. Yesus geram dengan cara pandang
mereka. Harus ditegur dan dibenarkan. Yesus berkata kepada mereka:
"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka,
sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah”. Lalu Ia
melanjutkan, “Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti
seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
Itulah koreksi yang Yesus berikan
dan itulah cara pandang Yesus terhadap anak kecil yang diremehkan. Bagi Yesus
justru dari anak-anak kecil itulah ada rahasia besar untuk bisa masuk Kerajaan
Allah, Yesus bahkan menyebut anak-anak kecil itulah yang empunya Kerajaan Allah.
Perlu diingat ketika Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah itu artinya Dia
sedang berbicara tentang pemerintahan dan pimpinan Allah. Setiap orang yang
memberikan dirinya untuk diperintah dan dipimpin oleh Allah, dia akan masuk ke
Kerajaan Allah. Dan Yesus mencontohkan anak-anak kecil sebagai pribadi yang
paling bisa masuk ke dalam Kerjaan Allah. Apa yang Yesus lihat dari anak-anak
kecil itu?
Anak-anak kecil itu menarik
perhatian Yesus. Ketertarikan itu justru pada tindak tanduk bayi-bayi itu yang
sangat terlihat ketergantungannya kepada ibu mereka. Ini gambaran yang tepat
tentang prinsip hidup seseorang yang mau diperintah dan dipimpin oleh Allah.
Dalam Kerajaan Allah ada sebuah prinsip yang berbeda dengan prinsip dunia. Sesuai
ukuran yang lazim di dunia, kedewasaan diukur oleh semakin mandirinya
seseorang. Sedangkan dalam kehidupan seseorang yang dipimpin Allah, kedewasaan
rohaninya justru ditentukan semakin bergantungnya dia kepada Allah. Semakin
dewasa ditunjukkan dengan semakin mengandalkan Allah. Yesus berharap supaya
murid-murid-Nya bisa memahami prinsip tersebut.
Lalu Yesus mengambil seorang bayi dari gendongan ibunya.
Sambil menggendong bayi itu, Yesus memeluk anak-anak kecil yang mengelilinginya.
Sebuah pelukan penerimaan diberikan Yesus. Hari ini banyak penelitian
menunjukkan manfaat dari pelukan. Pelukan memberi kebahagiaan, rasa aman,
bahkan membangkitkan reaksi hormon-hormon yang menyehatkan tubuh. Banyak bayi
yang lahir sebelum waktunya diwajibkan mendapat terapi pelukan ibunya. Tidak
hanya memberikan pelukan, diletakkannya tangan-Nya satu persatu ke atas kepala
anak-anak itu satu per satu seraya diucapkan berkat atas hidup mereka. Berkat
Allah turun atas pribadi-pribadi yang hidup bergantung kepada Allah. Secara
eksplisit, Markus juga ingin menegaskan berkat dan kasih Yesus kepada
anak-anak, walaupun mereka sering diremehkan orang-orang dewasa.
Sumber:
1.
Alkitab, LAI.
2.
Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 84.
3.
Sejarah Kerajaan Allah 2.
No comments:
Post a Comment