27 October 2014

Kisah no. 84
Yesus menyambut Anak-anak kecil (Markus 10:13-16)

                Markus menulis sebuah kisah yang menarik tentang Yesus yang marah besar kepada murid-murid-Nya. Kisah itu terjadi saat beberapa ibu membawa anak-anak mereka yang masih kecil datang mendekati Yesus. Jika dibandingkan dengan cerita Lukas 18:15, anak-anak kecil yang dimaksud itu ada yang pada kelompok usia bayi (infants) yang masih menyusu ibunya.  Ibu-ibu itu ingin Yesus memberkati anak-anak mereka. Hal ini wajar terjadi waktu itu, semua orang tua ingin anak mereka diberkati oleh seorang pemimpin agama yang terkemuka. Bukannya menerima dengan baik, murid-murid Yesus justru memarahi ibu-ibu itu, bahkan mengusir mereka. Bagi murid-murid, anak-anak kecil bahkan bayi akan menjadi pengganggu untuk Yesus. Guru mereka sudah sibuk dan tidak ada waktu untuk anak-anak itu. Cara pandang murid-murid itu lumrah ada dalam benak kebanyakan orang. Sesuatu atau seseorang yang kecil, tidak berdaya dan tidak menguntungkan sebaiknya dihiraukan saja. Tepat seperti anak-anak yang dibawa itu. Tidak usah dipedulikan.
Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah. Ya, Yesus marah ke murid-murid-Nya. Yesus geram dengan cara pandang mereka. Harus ditegur dan dibenarkan. Yesus berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah”. Lalu Ia melanjutkan, “Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
Itulah koreksi yang Yesus berikan dan itulah cara pandang Yesus terhadap anak kecil yang diremehkan. Bagi Yesus justru dari anak-anak kecil itulah ada rahasia besar untuk bisa masuk Kerajaan Allah, Yesus bahkan menyebut anak-anak kecil itulah yang empunya Kerajaan Allah. Perlu diingat ketika Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah itu artinya Dia sedang berbicara tentang pemerintahan dan pimpinan Allah. Setiap orang yang memberikan dirinya untuk diperintah dan dipimpin oleh Allah, dia akan masuk ke Kerajaan Allah. Dan Yesus mencontohkan anak-anak kecil sebagai pribadi yang paling bisa masuk ke dalam Kerjaan Allah. Apa yang Yesus lihat dari anak-anak kecil itu?
Anak-anak kecil itu menarik perhatian Yesus. Ketertarikan itu justru pada tindak tanduk bayi-bayi itu yang sangat terlihat ketergantungannya kepada ibu mereka. Ini gambaran yang tepat tentang prinsip hidup seseorang yang mau diperintah dan dipimpin oleh Allah. Dalam Kerajaan Allah ada sebuah prinsip yang berbeda dengan prinsip dunia. Sesuai ukuran yang lazim di dunia, kedewasaan diukur oleh semakin mandirinya seseorang. Sedangkan dalam kehidupan seseorang yang dipimpin Allah, kedewasaan rohaninya justru ditentukan semakin bergantungnya dia kepada Allah. Semakin dewasa ditunjukkan dengan semakin mengandalkan Allah. Yesus berharap supaya murid-murid-Nya bisa memahami prinsip tersebut.
Lalu  Yesus mengambil seorang bayi dari gendongan ibunya. Sambil menggendong bayi itu, Yesus memeluk anak-anak kecil yang mengelilinginya. Sebuah pelukan penerimaan diberikan Yesus. Hari ini banyak penelitian menunjukkan manfaat dari pelukan. Pelukan memberi kebahagiaan, rasa aman, bahkan membangkitkan reaksi hormon-hormon yang menyehatkan tubuh. Banyak bayi yang lahir sebelum waktunya diwajibkan mendapat terapi pelukan ibunya. Tidak hanya memberikan pelukan, diletakkannya tangan-Nya satu persatu ke atas kepala anak-anak itu satu per satu seraya diucapkan berkat atas hidup mereka. Berkat Allah turun atas pribadi-pribadi yang hidup bergantung kepada Allah. Secara eksplisit, Markus juga ingin menegaskan berkat dan kasih Yesus kepada anak-anak, walaupun mereka sering diremehkan orang-orang dewasa.

Sumber:
1.       Alkitab, LAI.
2.       Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 84.

3.       Sejarah Kerajaan Allah 2. 

No comments:

Post a Comment