18 August 2014

Kisah no. 73

Yesus Melakukan Mujizat Yang Pertama (Yohanes 2:1-11)

Tiga hari setelah perjumpaannya dengan Filipus dan Natanael (pasal sebelumnya), Yesus menghadiri sebuah pesta perkawinan di kota Kana. Kemungkinan besar salah satu mempelai yang menikah masih punya hubungan keluarga yang dekat dengan Yesus, terbukti Maria juga hadir dalam pesta itu. Bahkan, jika kita baca terus kita dapati Maria punya kuasa untuk memberi perintah kepada pelayan-pelayan di situ.
Di tengah pesta perkawinan yang meriah itu, anggur habis. Maria mengetahui kondisi itu. Saat dia melihat Yesus, dia sadar bahwa Yesus bisa membantu.  Dia tahu bahwa Yesus adalah mesias seperti yang pernah dijanjikan malaikat Tuhan saat dia mengandung, maupun yang diceritakan gembala-gembala kepadanya (Lukas 2:11). Dalam bahasa Ibrani mesias memiliki arti sebagai orang yang diurapi, yang akan menjadi juruselamat umatnya. Dalam Perjanjian Baru dipakai kata kristus. Dalam benak Maria, inilah waktunya Yesus menyatakan siapa Dia yang sesungguhnya. Selama ini, Maria tahu Yesus bukan manusia biasa, sering Yesus tahu apa yang harus dilakukan saat orang lain sudah tidak tahu harus melakukan apa. Dia pasti bisa menolong untuk mengadakan anggur yang baru dengan kuasa-Nya. Datanglah dia kepada Yesus, “Mereka kehabisan anggur”, kata Maria. “Tolonglah mereka”.
Namun, tidak disangka-sangka Yesus justru menjawab dengan kalimat yang bernada penolakan dan berisi alasan “Saatku belum tiba”. Apa maksud Yesus?. Ada dua hal yang sepertinya Yesus ingin katakan kepada ibu-Nya. Pertama, Yesus mengingatkan Maria bahwa Dia bekerja sesuai waktu yang ditentukan Bapa-Nya di sorga. Kedua, harapan Maria agar Yesus menunjukkan kemesiasan-Nya akan digenapi pada waktunya nanti. Puncak penyataan Yesus sebagai mesias terjadi saat Dia memberikan nyawa-Nya di atas kayu salib untuk menebus dosa orang yang percaya kepada-Nya.
Reaksi Maria selanjutnya bagus untuk dicontoh. Mendengar nada penolakan tidak menyurutkan keyakinannya bahwa Yesus dapat menolong menyelesaikan masalah kehabisan anggur itu. Dia segera menemui pelayan-pelayan pesta. Maria memberi perintah, “Apa yang lelaki itu katakan kepadamu, buatlah itu!".
Di sekitar rumah itu tersedia 6 tempayan yang dipakai untuk cuci tangan sebelum makan. Setiap tempayan bisa menampung 3 buyung air. Ukuran 1 buyung sendiri setara dengan lebih kurang 32 liter air. Jadi 6 tempayan itu bisa menampung lebih kurang 576 liter air. Dan, tiba-tiba Yesus meminta pelayan-pelayan di pesta itu untuk mengisi lagi tempayan-tempayan itu sampai penuh. Mereka ingat pesan Maria, segeralah tempayan-tempayan itu diisi penuh. Yang terjadi kemudian sungguh ajaib. Air dalam tempayan berubah warna, dan mereka dapat melihat itu bukan air lagi tapi anggur. Bagaimana mungkin itu terjadi. Murid-murid yang ada disekitar Yesus pun bingung keheranan. Terlebih Yohanes, terpanalah Dia sekaligus mulai timbul keyakinan bahwa Guru yang dia ikuti benar adalah Mesias yang dijanjikan itu. Maria tersenyum, hatinya berkata, “Dia pasti melakukannya”.
Yesus memberi perintah selanjutnya. “Sekarang cedoklah dan bawalah pemimpin pesta.” Salah seorang pelayan itu segera mencedok dan membawa air yang sudah berubah menjadi anggur kepada kepala perjamuan. Coba perhatikan apa yang dikatakan kepala perjamuan kepada mempeai laki-laki setelah mencicipi anggur yang dibawa kepada dia. “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." Mendengar itu, mempelai laki hanya bisa tersenyum kebingungan, karena sama seperti kepala perjamuan, dia tidak tahu apa yang terjadi. Semua peserta pesta pun tidak tahu bahwa anggur yang melimpah dengan rasa yang enak itu berasal dari air cuci tangan mereka. Hanya Maria, murid-murid dan pelayan-pelayan pesta yang menyaksikan bagaimana hanya dari perkataan Yesus terjadi keajaiban, air berubah jadi anggur. Keajaiban itu menjadi benih dalam hati mereka. Di masa datang, benih itu bertumbuh menjadi kepercayaan kepada Yesus, sang Mesisas, Anak Allah yang hidup.
Yohanes sepertinya sengaja menuliskan peristiwa ini sebagai tanda (mujizat) pertama yang dibuat Yesus menjadi tanda kemesiasan-Nya. Dan puncak tanda itu adalah saat Yesus mati di kayu salib. (Bnd. Yoh 19:25-27). Peristiwa di Kana ini dihadiri oleh Maria seperti ibunya itu juga hadir ketika Dia disalib. Ingatlah bahwa tujuan Yohanes menulis kitab ini dan mencatat 7 tanda ajaib yang Yesus lakukan adalah untuk menunjukkan bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Dan, kita diundang agar percaya kepada Dia dan memperoleh hidup dalan nama-Nya (Yoh 20:30-31) “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.”

Rujukan:
1.  Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran 73.
2.  Sejarah Kerajaan Allah 2.
3. Alkitab Sabda Software

No comments:

Post a Comment