Perenungan:
Membaca
kisah Abraham akan membuat kita mendapati sebuah tema besar dalam Alkitab yaitu
“pembenaran oleh iman” (Justification by faith). Dalam kisah-kisah sebelumnya
kita tahu bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan layak dihukum oleh Allah.
Abraham sadar akan hal itu. Dia memilih untuk hidup dengan tidak mengandalkan
atas apa pun yang dia miliki dalam status keberdosaannya. Namun, Abraham
menaruh keyakinannya kepada pemeliharaan Allah yang menyelamatkan. Abraham
yakin bahwa Allahlah yang teristimewa dari segalanya sehingga dia memercayai
Allah dan hidup menurut jalan-Nya. Inilah yang disebut iman. Allah menutupi
hati Abraham yang berdosa. Inilah anugerah. Ibrani 11:6 juga menyebutkan bahwa
iman yang seperti itu membuat Abraham mendapat upah dari Allah. Melalui Abraham
akan lahir keturunan umat pilihan yang akan menyatakan berkat keselamatan dari
Allah kepada semua bangsa (Kejadian 22:17-18).
Penemuan:
- Siapakah Abraham ketika dia dipanggil keluar dari negerinya? (Yosua 24:2,3)
- Perjalanan iman Abraham dimulai dari pilihan Allah. Allah memanggilnya (Ibrani 11:8). Allah memberi janji. Janji tentang masa depan yang tidak terlihat (Kejadian 12:1-3). Renungkan fakta bahwa semua perjalanan iman dimulai dari mendengar janji Allah. Titik awal iman adalah Allah. Bacalah Roma 10:17!
- Apa respon Abraham terhadap janji Allah bahwa istrinya akan melahirkan seorang anak laki-laki? (Kejadian 15:1-6)
- Ibrani 11 menuliskan karena iman, Abraham telah memberikan respon hati yang benar terhadap janji Allah yang dia terima. Perhatikan kata “menanti-nantikan” atas janji Allah yang pertama di ayat 10 dan “menganggap Allah setia” dalam menanti janji Allah yang kedua di ayat 11.
- Apa yang Allah lakukan terhadap respon hati Abraham yang didasarkan imannya atas kesanggupan dan kesetiaan Allah ? (Kejadian 15:6, Roma 4:3)
- Setelah janji Allah diberikan, diceritakan bahwa Abraham tidak serta merta mendapatkannya. Bahkan ia ada masa-masa yang sulit untuk meyakini bahwa janji Allah akan digenapi. Mustahil. Tidak mungkin. Namun, berkali-kali pula Allah mendatangi Abraham. Allah menguatkan. Allah menegaskan janji-Nya kembali. Kejadian 21:1-3 menceritakan Ishak dilahirkan sebagai tanda janji Allah digenapi dalam situasi yang sangat tidak mungkin. Bukankah inilah cara Allah bekerja. Dia melakukan mujizat dalam situasi ketidakmungkinan dengan satu tujuan “Menunjukkan anugerah kuasa-Nya yang tidak terbatas dan membuat kita tetap rendah hati melihat ketidakberdayaan kita”.
- Pengalaman iman Abraham itu membuatnya semakin memercayai Allah sebagai sumber kehidupannya. Iman itu jugalah yang menjadi dasar dia sanggup hidup dalam ketaatan kepada firman Allah. Termasuk ketika satu hari Allah meminta anaknya, Ishak, untuk dipersembahkan. Apa yang dituliskan tentang Abraham ketika Allah memerintahkan dia mempersembahkan anaknya? (Kejadian 22:1-14).
- Ketaatan Abraham lahir dari imannya kepada Allah (Ibrani 11:17-19). Abraham tidak pernah tahu saat berjalan menuju ke atas gunung Moria bahwa apa yang akan dilakukannya akan menjadi contoh bagaimana kita hidup dalam iman dan ketaatan. (Yakobus 2:21-23) dan menjadi bayang-bayang penyediaan anak domba Allah oleh Allah (Yohanes 1:29).
- Ceritakanlah bagaimana Allah sudah menggenapi janji-Nya kepada Anda!
- Adakah sesuatu yang sedang Anda imani yang sepertinya sulit terjadi? Bagaimana firman hari ini dapat menolong Anda?
No comments:
Post a Comment