Kisah
no. 73
Yesus Melakukan Mujizat
Yang Pertama (Yohanes
2:1-11)
Tiga hari setelah perjumpaannya
dengan Filipus dan Natanael (pasal sebelumnya), Yesus menghadiri sebuah pesta
perkawinan di kota Kana. Kemungkinan besar salah satu mempelai yang menikah masih
punya hubungan keluarga yang dekat dengan Yesus, terbukti Maria juga hadir
dalam pesta itu. Bahkan, jika kita baca terus kita dapati Maria punya kuasa
untuk memberi perintah kepada pelayan-pelayan di situ.
Di tengah pesta perkawinan yang
meriah itu, anggur habis. Maria mengetahui kondisi itu. Saat dia melihat Yesus,
dia sadar bahwa Yesus bisa membantu. Dia
tahu bahwa Yesus adalah mesias seperti yang pernah dijanjikan malaikat Tuhan
saat dia mengandung, maupun yang diceritakan gembala-gembala kepadanya (Lukas
2:11). Dalam bahasa Ibrani mesias memiliki arti sebagai orang yang diurapi, yang akan menjadi juruselamat
umatnya. Dalam Perjanjian Baru dipakai kata kristus. Dalam benak Maria, inilah
waktunya Yesus menyatakan siapa Dia yang sesungguhnya. Selama ini, Maria tahu
Yesus bukan manusia biasa, sering Yesus tahu apa yang harus dilakukan saat
orang lain sudah tidak tahu harus melakukan apa. Dia pasti bisa menolong untuk
mengadakan anggur yang baru dengan kuasa-Nya. Datanglah dia kepada Yesus,
“Mereka kehabisan anggur”, kata Maria. “Tolonglah mereka”.
Namun, tidak disangka-sangka Yesus
justru menjawab dengan kalimat yang bernada penolakan dan berisi alasan “Saatku
belum tiba”. Apa maksud Yesus?. Ada dua hal yang sepertinya Yesus ingin katakan
kepada ibu-Nya. Pertama, Yesus mengingatkan
Maria bahwa Dia bekerja sesuai waktu yang ditentukan Bapa-Nya di sorga. Kedua, harapan Maria agar Yesus
menunjukkan kemesiasan-Nya akan digenapi pada waktunya nanti. Puncak penyataan
Yesus sebagai mesias terjadi saat Dia memberikan nyawa-Nya di atas kayu salib
untuk menebus dosa orang yang percaya kepada-Nya.
Reaksi Maria selanjutnya bagus
untuk dicontoh. Mendengar nada penolakan tidak menyurutkan keyakinannya bahwa
Yesus dapat menolong menyelesaikan masalah kehabisan anggur itu. Dia segera
menemui pelayan-pelayan pesta. Maria memberi perintah, “Apa yang lelaki itu
katakan kepadamu, buatlah itu!".
Di sekitar rumah itu tersedia 6
tempayan yang dipakai untuk cuci tangan sebelum makan. Setiap tempayan bisa
menampung 3 buyung air. Ukuran 1 buyung sendiri setara dengan lebih kurang 32
liter air. Jadi 6 tempayan itu bisa menampung lebih kurang 576 liter air. Dan,
tiba-tiba Yesus meminta pelayan-pelayan di pesta itu untuk mengisi lagi
tempayan-tempayan itu sampai penuh. Mereka ingat pesan Maria, segeralah
tempayan-tempayan itu diisi penuh. Yang terjadi kemudian sungguh ajaib. Air
dalam tempayan berubah warna, dan mereka dapat melihat itu bukan air lagi tapi
anggur. Bagaimana mungkin itu terjadi. Murid-murid yang ada disekitar Yesus pun
bingung keheranan. Terlebih Yohanes, terpanalah Dia sekaligus mulai timbul
keyakinan bahwa Guru yang dia ikuti benar adalah Mesias yang dijanjikan itu.
Maria tersenyum, hatinya berkata, “Dia pasti melakukannya”.
Yesus memberi perintah
selanjutnya. “Sekarang cedoklah dan bawalah pemimpin pesta.” Salah seorang
pelayan itu segera mencedok dan membawa air yang sudah berubah menjadi anggur
kepada kepala perjamuan. Coba perhatikan apa yang dikatakan kepala perjamuan
kepada mempeai laki-laki setelah mencicipi anggur yang dibawa kepada dia. “Setiap
orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum,
barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai
sekarang." Mendengar itu, mempelai laki hanya bisa tersenyum kebingungan,
karena sama seperti kepala perjamuan, dia tidak tahu apa yang terjadi. Semua peserta
pesta pun tidak tahu bahwa anggur yang melimpah dengan rasa yang enak itu
berasal dari air cuci tangan mereka. Hanya Maria, murid-murid dan
pelayan-pelayan pesta yang menyaksikan bagaimana hanya dari perkataan Yesus
terjadi keajaiban, air berubah jadi anggur. Keajaiban itu menjadi benih dalam
hati mereka. Di masa datang, benih itu bertumbuh menjadi kepercayaan kepada
Yesus, sang Mesisas, Anak Allah yang hidup.
Yohanes sepertinya sengaja
menuliskan peristiwa ini sebagai tanda (mujizat) pertama yang dibuat Yesus
menjadi tanda kemesiasan-Nya. Dan puncak tanda itu adalah saat Yesus mati di
kayu salib. (Bnd. Yoh 19:25-27). Peristiwa di Kana ini dihadiri oleh Maria
seperti ibunya itu juga hadir ketika Dia disalib. Ingatlah bahwa tujuan Yohanes
menulis kitab ini dan mencatat 7 tanda ajaib yang Yesus lakukan adalah untuk
menunjukkan bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Dan, kita diundang
agar percaya kepada Dia dan memperoleh hidup dalan nama-Nya (Yoh 20:30-31) “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat
Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi
semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah
Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam
nama-Nya.”
Rujukan:
1. Kurikulum CDG Kisah Perjanjian Baru, Pelajaran
73.
2. Sejarah Kerajaan Allah 2.
3. Alkitab Sabda Software
No comments:
Post a Comment